Sukses

Ignasius Jonan, Mimpi Bawa PT KAI Sekelas Perusahaan Eropa

Sejak menjadi Dirut PT Kereta Api Indonesia pada Februari 2009, Ignasius Jonan melakukan sejumlah gebrakan demi memuaskan para penumpang.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak menjadi Direktur Utama PT Kereta Api  Indonesia (PTKA) pada Februari 2009, Ignasius Jonan melakukan sejumlah gebrakan demi memuaskan para pelanggan setia kereta api.

Mulai dari membersihkan pedagang kaki lima dari kereta ekonomi, memasang pendingin ruangan (AC) di kereta ekonomi, menghilangkan  menghilangkan penumpang yang naik di atap kereta api, penerapan tiket elektronik di commuterline, kini membeli tiket pun bisa lewat online. Tak lupa, kebersihan stasiun dan kereta api pun juga tak luput dari perhatian Jonan.

Jonan memang mengawali langkahnya sebagai orang nomor satu di Indonesia dengan mengubah orientasi perusahaan, dari orientasi produk ke orientasi pelanggan. Baginya, membuat hati pelanggan senang adalah tugas utama dari perusahaan yang dipimpinnya. Pasalnya jika pelanggan puas, mereka akan menjadikan kereta api sebagai alat transportasi favorit untuk mendukung kegiatan sehari-hari.

Berkat ketekunan lulusan Universitas Airlangga, sekarang wajah perkeretaapian Indonesia berubah. Dari yang terkesan kumuh, menjadi alat transportasi yang nyaman, aman dan modern.

Tak hanya di sisi pelayanan, di bawah kepemimpinan Jonan, PT KAI yang awalnya rugi kini sanggup mereguk untung. Pada 2008 silam, PT KAI masih rugi Rp 80 miliar, kini perseroan berhasil meraup untung hingga ratusan miliar sejalan perubahan strategi dan budaya SDM.

Terkesima pada kesuksesan Jonan, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali memperpanjang jabatan Jonan sebagai Dirut PT KAI hingga lima tahun ke depan.

Di tengah keberhasilannya, pria kelahiran Singapura, 21 Juni 1963 itu tetap terus berbenah. Pasalnya, pencapaian PTKA saat ini masih belum seberapa jika dibandingkan dengan negara-negara maju di kawasan Eropa mengenai dunia perkeretaapiannya.

Lalu apa saja yang akan dilakukan Jonan dalam masa jabatannya yang akan habis di tahun 2019, dan bagaimana wajah KAI ke depan idealnya? Berikut kutipan hasil wawancara Liputan6.com dengan Ignatius Jonan yang ditulis, Jumat (4/7/2014) :

Sejumlah gebrakan telah Anda lakukan selama menjabat sebagai Dirut, ke depan inovasi apalagi yang akan Anda lakukan?

Ke depan ini sebenarnya ada beberapa hal yang harus ditekankan. Pertama, konsistensi terhadap standar pelayanan yang sudah dicapai. Misalnya, orang yang sudah dilarang merokok di dalam kereta api, itu juga kadang-kadang juga masih dilakukan. Nah ini yang harus dilarang, itu konsistensi.

Kedua, misalnya berdagang di dalam area stasiun dan di atas kereta yang tidak diizinkan, nah ini yang harus dibenahi. Yang ketiga, kebersihan kereta api dan stasiun, kalau inovasi yang ketiga ini harus jalan karena jika tidak jalan maka inovasi berikutnya tidak akan jalan.

Lalu apa inovasi berikutnya?

Pertama, kami berencana untuk mengganti semua kereta penumpang jarak jauh. Yang istilah Anda gerbong itu baik kelas ekonomi dan non ekonomi diganti dalam tujuh tahun dimulai tahun ini.

Nanti Idul Fitri itu ada dua rangkaian baru kelas ekonomi, sebenarnya saya berharap ada lima atau enam rangkaian baru kelas eksekutif tahun ini, hanya telat. Mudah-mudahan nanti operasi natal tahun baru.

Ada berapa yang akan diganti?

Itu kira-kira ada 1.600 unit. Nanti akan diganti kira-kira mungkin sampai 1.700 atau 1.800 atau bahkan mungkin sampai 2.000, nanti keretanya baru semua, karena keretanya sudah tua, ada yang umurnya mulai dinas tahun 1965.

Yang kedua keretanya sudah banyak yang jelek. Saya terus terang saja. Jadi ini harus diganti dalam tujuh tahun. Kenapa tidak bisa diganti dalam setahun? Yang pertama, ini keretanya jalan terus, yang kedua kalau buat langsung 1.600 dalam setahun itu berat sekali, jadi ini tujuh tahun harus diganti semua, mudah-mudahan bisa baru. Ya tetapi sekarang tetap diperbaiki dan sebagainya, itu inovasi yang paling besar.

Inovasi kedua, sebenarnya bukan berada di kami. Kami berharap adanya peningkatan angkutan darat yang besar sekali, jadi sekarang itu kalau dihitung model TEUS (satuan peti kemas-red), model kontainer. Mungkin sekarang di Jawa itu kami seminggu bisa 5.000 atau 6.000 TEUS, itu banyak lho.

Itu sudah naik 5-6 kali dibanding lima tahun lalu waktu saya masuk. Dalam lima tahun berikutnya sampai 2019-2020 targetnya di Jawa minimal 12.000 TEUS dalam seminggu, itu inovasi kedua.

Inovasi ketiga adalah angkutan produk tambang di Sumatra Bagian selatan yaitu di Lampung dan Sumatra Selatan. Tahun ini, angkutan barang di Sumatra Bagian Selatan itu kira-kira mungkin 18 juta ton. Itu total ya, mau semen atau bahan bakar minyak (BBM) 18 juta ton.

Harapan kami pada 2020 misalnya itu mencapainya bukan 18 juta ton, sekurangnya 45 juta-50 juta ton. Nah pada saat itu di Jawa, saya kira kalau pakai TEUS, minimal harapannya 12 ribu TEUS-lah seminggu.

Tak hanya itu, kami akan melakukan perluasan stasiun, peningkatan angkutan KRL Jabotabek sampai dengan 1,2 juta penumpang sehari di 2018. Itu ngomongnya gampang, pengerjaannya banyak, bukan hanya beli kereta, mengubah signaling, mengubah apa dan sebagainya.

Untuk pergantian gerbong kereta, itu akan berasal dari PT INKA atau impor?

Kalau INKA bisa, kita pakai INKA. Bisa itu ada dua syarat yaitu pertama kapasitas produksi, karena kita tidak bisa menunggu, yang kedua itu soal kapasitas teknis, kemampuan teknis, kalau 2-2 ini bisa, kami pasti pakai INKA.

Kalau bicara soal manajemen, pegawai KAI dinilai kerja santai, Apa yang dilakukan untuk perubahan internal terutama perubahan kultur di KAI?

Saya kira sekarang tidak ada yang ngomong kerja di KAI santai. Kalau dia tidak ada gunanya ya disuruh berhenti.

Bagaimana industri kereta api ke depan, Apa Ada yang kurang?

Yang kurang itu ada. Pertama itu pembukaan jalur-jalur mati, yang seharusnya saya pikir itu kewajiban daripada negara, karena jalan dan rel itu milik negara, bukan milik KAI sebagai badan usaha.  Itu penting sehingga lebih banyak lokasi yang bisa terjangkau kereta api dan lebih banyak yang menikmati kereta api.

Yang kedua, idealnya lagi, dalam lima tahun itu saya berharap pemerintah membangun Trans Sumatra. Kan kita tidak ada Trans Sumatra. Tapi masalahnya double track Cikarang-Manggarai, itu proyek saya masuk sudah bertahun-tahun dibicarakan, sampai sekarang tidak jadi-jadi. Ini penting, kalau mau 1,2 juta penumpang  maka proyek itu harus jadi. Kalau jalur tidak jadi, lintas Cikarang-Manggarai itu berat sekali operasinya di Jabotabek.

Saya dengar pemerintah mau bangun jalur layang di lintas timur, saya sepakat saya mendukung, saya tunggu. Rencananya kan jadinya akhir tahun ini, sampai sekarang  juga belum apa-apa, atau akhir tahun depan mana bisa wong sekarang belum mulai.


Jadi masalahnya ada di regulator?

Ya, menurut saya keberpihakan negara ini kepada transportasi umum seperti yang berbasis rel itu penting. Karena kalau mengandalkan jalan raya, coba tanya polisi kalau mengandalkan jalan raya ini makin lama makin padat pasti.

Saat ini transportasi kereta api lebih dominan berada di Jawa, dan sedikit di Sumatra, bagaimana dengan nasib wilayah lainnya?

Pengembangan ke pulau lain itu ke lintas baru itu sebenarnya begini, kalau angkutannya itu angkutan komersial seperti kereta api bandara dari Bandara Kualanamu ke Medan itu kami bangun sendiri karena itu 100 persen komersial.

Kalau misalnya di pulau-pulau lain saya kira setelah ini kami akan jajaki tapi untuk angkutan barang. Jika untuk angkutan campuran terutama yang diutamakan angkutan penumpang seperti di Jawa itu tidak bisa, itu jalurnya harus pemerintah yang bangun, karena itu seperti jalan raya.  

Untuk itu, menurut saya lebih baik pemerintah dalam lima tahun mendatang membangun Trans Sumatra, Trans Sulawesi, Trans Kalimantan, Trans Papua, daripada bikin kereta cepat Jakarta-Bandung.

Adakah negara yang bisa jadi acuan Indonesia dalam mengembangkan jaringan commuter line atau kereta api?

Kalau ideal sih saya inginnya seperti di Eropa atau paling kurang seperti di China. Kalau di ASEAN kita sudah paling besar.


Ke depan, akan seperti apakah wajah KAI dan perkeretaapian Indonesia?

Saya berharap sih wajah kereta api ke depan itu juga sebagai salah satu transportasi publik yang besar itu saja.

Bagaimana kesan Anda selama menjadi Dirut KAI? Hal apa yang tersulit?


Kalau kesan, yang paling berkesan semua berkesan, kalau sulit menurut saya yang paling sulit itu adalah kesepahaman tentang pengembangan perkeretaapian ke depan, dan tentang hak atau misalnya pelayanan kepada kereta kelas ekonomi yang lebih baik. Kenapa saya ngomong begini karena pemerintah memberikan subsidi atau PSO, biasanya subsidi atau PSO itu dihitung pada standar yang paling minimal, itu yang menurut saya dari dulu tidak sepaham.

Kalau mau diberikan pada standar baik. Standar baik itu begini, kalau misalnya KRL Jabotabek, sekarang standar harga Bogor-Jakarta Rp 9.000, Rp 5.000 dibayar penumpang, Rp 4.000 dibayar pemerintah, kalau memang mau bagus jangan begitu. Misalnya Rp 15 ribu,  itu tidak apa-apa kalau Rp 5.000 dibayar penumpang tapi Rp 10 ribu dibayar pemerintah, pasti kualitasnya jauh lebih bagus.

Menjelang lebaran nanti, apakah pekerja kereta api bisa ambil cuti?


Oh tidak, tidak bisa. Seluruh pegawai kereta api saat operasi lebaran itu 20 hari atau 22 hari penuh tidak boleh cuti, kecuali ada halangan yang besar sekali, misalnya orangnya meninggal, misalnya keluarga dekatnya meninggal.

Kalau menikah tidak boleh karena menikah itu bisa direncanakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kami itu H1-10 sampai H2+10, Jadi kalau yang sekarang tahun ini jatuhnya 18 Juli sampai 8 Agustus. Saya keliling juga, semua, kan ada insentif khusus untuk petugas di lapangan. (Yas/Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.