Liputan6.com, London - Harga emas menguat tipis pada perdagangan di akhir pekan ini. Penyebabnya antara lain dukungan dari saham-saham Eropa dan luka usai dirlisnya data pekerjaan AS yang positif mengangkat dolar.
Harga emas di pasar spot sebelumnya turun 21 sen menjadi US$ 1.319,49 per ounce. Angka ini lebih rendah 1,2 persen ke posisi terendah dalam sepekan di US$ 1.309,64 setelah nonfarm payrolls AS rilis. Kemudian emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus naik 50 sen pada US$ 1.321 per ounce.
Baca Juga
Kondisi perekenomian yang membaik memberikan kerugian ke pasar yang mengharapkan tanda-tanda yang lebih makro pada kekuatan ekonomi global.
Advertisement
Pertumbuhan lapangan kerja AS melonjak pada Juni dan tingkat pengangguran ditutup pada posisi terendah dalam enam tahun. Hal ini memberikan bukti pertumbuhan ekonomi menuju ke paruh kedua tahun ini.
Data-data yang membaik memicu spekulasi Federal Reserve AS Bisa menaikkan suku bunga lebih awal dari yang diharapkan.
"Pada saat ini tampaknya (bagi Fed untuk mulai menaikkan suku) pertengahan tahun depan meski beberapa menyarankan di kuartal pertama sebagai konsensus. Maka kita akan melihat emas di bawah US$ 1.300," kata analis Societe Generale Robin Bhar melansir laman Reuters.
Dolar naik 0,1 persen terhadap sekeranjang mata uang utama, memegang posisi di bawah puncak satu minggu. Sementara saham Eropa bercampur karena investor mengambil kesempatan untuk mengunci keuntungan dari keuntungan sejak Maret.
Penguatan mata uang AS membuat aset berdenominasi dolar seperti emas lebih mahal bagi investor asing. (Nrm)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.