Sukses

BI Janji Jaga Rupiah Stabil Saat Hadapi Hasil Pemilu

"Apapun hasil pemilu, BI akan menjaga agar volatilitas ada dalam batas wajar. BI akan ada di pasar," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan siap untuk terus berada di pasar demi menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk tetap stabil.

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengungkapkan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) menjadi salah satu faktor internal yang mempengaruhi pergerakan rupiah belakangan ini.

"Apapun hasil dari pemilu BI akan yakinkan bahwa stabilitas nilai tukar, BI akan menjaga agar volatilitas ada dalam batas yang wajar, BI akan ada di pasar," ungkap Agus seperti yang ditulis Selasa (8/7/2014).

Agus menambahkan, sebenarnya sejak pemilihan umum legislatif bulan lalu, Bank Indonesia sudah berada di pasar keuangan Indonesia. Hal itu yang juga dijadikan alasan BI mencatatkan cadangan devisa untuk Juni 2014 hanya naik tipis menjadi US$ 107,7 miliar.

"Malah berbagai pihak perkirakan itu turun, walau kami aktif ternyata jumlahnya masih cukup meningkat. Bank Indonesia bukan semata-mata tujuan meningkatkan devisa tapi tugas kami adalah menciptakan adanya konfiden ke pasar keuangan Indonesia," jelas Agus.

Dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI), cadangan devisa di akhir Juni sebesar US$107,7 miliar. Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Peter Jacob mengungkapkan jumlah tersebut meningkat dari posisi akhir Mei 2014 sebesar US$107,0 miliar.

"Peningkatan jumlah cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi transaksi penerimaan devisa hasil ekspor migas Pemerintah yang melampaui kebutuhan pembayaran utang luar negeri Pemerintah," kata Peter dalam keterangannya.

Sementara itu, kebutuhan devisa untuk intervensi valuta asing dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah dapat diimbangi dengan kenaikan simpanan deposito valuta asing bank-bank di Bank Indonesia.

"Posisi cadangan devisa per akhir Juni tersebut dapat membiayai 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelas Peter. (Yas/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini