Sukses

Pegawai AS Ogah Ambil Cuti Karena Takut Dipecat

Para pegawai Amerika Serikat tampaknya menunjukkan dedikasi yang tinggi demi memutar roda perekonomian negara.

Liputan6.com, New York- Para pegawai Amerika Serikat (AS) tampaknya menunjukkan dedikasi yang tinggi demi memutar roda perekonomian negara. Bahkan sebuah studi terbaru menunjukkan, sekitar 17 persen pegawai AS tak berani mengambil cuti karena takut dipecat dari tempatnya bekerja.

Mengutip laman Forbes, Rabu (9/7/2014), beberapa alasan lain seperti kekhawatiran tak bisa mengukuti perputaran bisnis dan canggung saat masuk kantor membuat para pegawai di AS enggan memanfaatkan waktu cutinya. Sebagian besar warga AS hanya berani menggunakan setengah dari jatah cutinya setiap tahun.

Padahal, beberapa penelitian membuktikan cuti dan berlibur dapat melahirkan pegawai yang lebih sehat, bahagia dan rajin. Meski demikian, para karyawan di AS masih saja ragu mengambil jatah liburnya.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan para karyawan enggan mengambil cuti adalah tingginya biaya berlibur di sana. Menurut Amarican Express, rata-rata setiap orang menghabiskan uang sekitar US$ 1.145 atau Rp 13,4 juta (Rp 11.713 per dolar AS) untuk berlibur.

Lebih dari itu, para pegawai juga dikenakan pajak yang cukup besar untuk penerbangan dan biaya penginapan. Bahkan dalam beberapa kasus, biaya berlibur pegawai di AS dapat melonjak hingga 50 persen.

Pajak perjalanan terbesar di AS juga dapat dirasakaan di Chicago, New York dan Minneapolis. Peminjaman kendaraan juga dikenakan pajak hingga 3 persen di Minneapolis.

Tentu saja, berlibur di AS dapat menelan biaya yang sangat tinggi dan menyebabkan para pegawai enggan mengambil jatah liburnya. Meski demikian, ketakutan para pegawai akan pemecatan setelah berlibur juga masih tercatat cukup tinggi. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini