Sukses

BI Rate Diprediksi Tetap 7,5%

Keputusan mempertahankan BI rate tersebut akan mendorong penguatan nilai tukar rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini dijadwalkan akan kembali melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk membahas mengenai perkembangan ekonomi terkini untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

Sejumlah ekonom memperkirakan dalam RDG ini Bank Indonesia tetap akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya (BI rate) di level 7,5 persen dengan landing facility dan suku bunga deposit fasility masing-masing tetap pada level 7,5 persen dan 5,75 persen.

"Saya perkirakan BI akan tetap menahan BI rate di level 7.5 persen," ungkap Chief Ekonom Bank Mandiri, Destri Damayanti kepada Liputan6.com, Kamis (10/7/2014).

Destri menjelaskan, hal itu disebabkan BI masih akan mempertahankan kebijakan prudentnya dalam rangka mengantisipasi tekanan yang masih mungkin terjadi terhadap sektor eksternal yaitu defisit transaksi berjalan.

"Selain itu juga tekanan suku bunga global yang diperkirakan akan sgera meningkat seiring dengan membaiknya ekonomi global," jelasnya.

Senada dengan Destry, Ekonom asal Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetyantono mengungkapkan keputusan dengan tetap mempertahankan suku bunga tersebut juga akan mendorong penguatan nilai tukar rupiah.

"BI rate tetap. Meski saya duga besok rupiah menguat, namun belum cukup alasan menurunkan suku bunga acuan," kata Tony.

Faktor lainnya, menurut Tony adalah masih dalam musim lebaran di mana potensi kenaikan inflasi di Indonesia akan semakin tinggi, sehingga BI rate pantas untuk dipertahankan.

"Tidak mungkin menurunkan BI rate dalam kondisi seperti ini. Peluang penurunan nanti sesudah kita resmi punya Presiden baru dan capital inflows deras. Sabar dulu," pungkas dia.

Direktur PT Bahana TCW Asset Management, Budi Hikmat menuturkan, BI Rate tetap di level 7,5 persen. Hal itu karena inflasi inti cenderung turun dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membaik.

"BI Rate dibandingkan inflasi inti secara internal besar gap selisihnya. Kalau BI menaikkan suku bunga acuan maka ekonomi Indonesia bisa jauh lebih melambat. BI Rate sudah ketinggian," kata Budi. (Yas/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.