Sukses

Vanili, Emas Hijau yang Harganya Paling Berkilau

Bubuk vanili pasti sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat yang memiliki hobi memasak.

Liputan6.com, New York - Bubuk vanili pasti sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat yang memiliki hobi memasak. Pasalnya, bubuk vanili biasa digunakan sebagai bahan pengharum makanan.

Meski bubuk atau ekstrak vanili dapat diperoleh dengan harga murah di berbagai negara, tapi tidak dengan vanili murni yang belum diolah. Vanili yang dikenal sebagai salah satu rempah-rempah termahal di dunia ini dapat dijual dengan harga sekitar 8.000/Kilogram atau Rp 92,59 juta/Kilo gram (kurs: 11.573/US$).

Tak heran, vanili disebut sebagai salah satu bumbu masakan termahal di dunia. Banyak orang tak akan ragu menghabiskan uang untuk memilikinya mengingat vanili terkenal juga banyak memberikan manfaat.

Faktor yang juga memicu tingginya harga vanili adalah proses penanaman dan panennya yang tak mudah. Vanili juga sering digunakan sebagai bahan untuk membuat permen, teh, krim atau sekadar kue pencuci mulut.

Berikut ulasan mengenai vanili, salah satu rempah-rempah termahal di dunia seperti dikutip dari Spicessherpa.com, ealuxe.com, dan toptens.com serta sejumlah sumber lain, Kamis (10/7/2014):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Seperti Apa Bentuk Vanili?

Seperti Apa Bentuk Vanili?

Bentuk vanili nyaris menyerupai buncis dengan ukuran yang tipis sepanjang 15cm. Saat siap dipanen, vanili berubah warna menjadi hijau kekuning-kuningan.

Vanili yang sudah matang harus terus diawasi setiap hari menjelang panen. Waktu panen yang tepat sangat penting guna menjaga kualitas keseluruhan dari dalam vanili.

Pemasok tumbuhan vanili terbesar di dunia adalah Madagascar, Afrika. Vanili juga merupakan salah satu tanaman termahal di negara tersebut karena berfungsi menjadi mesin pencetak uang bagi sebagian besar masyarakat di sana.

 

3 dari 4 halaman

Vanili Disebut Juga Emas Hijau

Vanili Disebut Juga Emas Hijau

Menjadi alat pencetak uang di Madagaskar, banyak masyarakat yang akhirnya menyebut vanili dengan sebutan emas hijau. Pasalnya harga vanili sangat tinggi hingga mencapai Rp 92,59 juta/Kilogram.

Bahkan saat pertama dikembangbiakkan, banyak pencuri yang berkeliaran mengincar tanaman tersebut. Vanili juga tumbuh di berbagai negara dan bisa diambil ekstraknya atau diproses menjadi bumbu vanili.

Uniknya, setelah diproses, harga vanili justru tidak terlalu mahal. Vanili biasa diambil sarinya untuk kemudian dijadikan sebagai pengharum atau bahan pembuat makanan.

Aroma dan rasanya yang khas juga kini menjadi bagian dari bahan pembuat es krim. Namun kini vanili lebih terkenal sebagai bahan untuk merebus atau mengkukus.

4 dari 4 halaman

Mengapa Harganya Sangat Mahal?

Mengapa Harganya Sangat Mahal?

Mengurus tanaman dan bunga vanili merupakan kegiatan yang sangat rumit. Bunga vanili harus dibuahi dengan tangan sendiri.

Pasalnya, lebah yang dapat membuahi bunga vanili hanya tinggal di Meksiko. Karenanya, para petani vanili harus melakukan proses pembuahan sendiri dengan hati-hati agar dapat terus tumbuh.

Selain itu, proses panen juga harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang sangat spesifik. Selama enam bulan, para petani harus bekerja secara intensif dan mengawasi proses perkembangannya.

Sulitnya pengembangan dan khasiat yang banyak dari vanili membuat harganya melejit tinggi. Tak ketinggalan, vanili juga bisa menjadi penyembuh rasa sakit bahkan pewangi tubuh. (Sis/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.