Sukses

Ini Daerah yang Rawan Lokasi Peredaran Uang Palsu

Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat menukarkan uang di tempat resmi seperti BI dan perbankan

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyebutkan ada sejumlah daerah yang favorit menjadi lokasi peredaran uang palsu. Hal itu karena kegiatan ekonomi dan jumlah penduduk yang padat.

Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Lambok A.Siahaan mengatakan, daerah-daerah yang menjadi lokasi peredaran uang palsu antara lain Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, Batam dan Bali. Hal itu karena kegiatan ekonomi dan jumlah penduduk yang padat.

"Paling banyak pecahan besar yang mau dipalsukan," tutur Lambok, saat meninjau lokasi penukaran uang di lapangan IRTI Monas, Jakarta, Rabu (16/7/2014).

Untuk itu, Lambok mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menukarkan uang di tempat-tempat resmi seperti BI dan perbankan.

"Jangan beli di pinggir jalan. Karena kita harus bayar, nggak akurat dan bisa saja disisipin (uang palsu) di tengahnya. Kita kan nggak tahu. Makanya kita buka kesempatan tukar di Monas atau tempat lainnya, cuma duduk sebentar ngantre kok," saran Lambok.

Selain itu, kata Lambok, masyarakat harus mengecek setiap uang yang diperoleh dengan 3D, yakni Dilihat, Diraba, Diterawang.

"Uang asli, ada gradasi warnanya, benang pengaman, kalau diraba terasa kasar kasar, ada tanda air. Ini yang harus disosialisasikan ke masyarakat karena mesti dilihat secara satu kesatuan," cetus Lambok.

Lambok mengatakan, pihaknya telah menemukan uang palsu dalam sebanyak lima lembar dari seluruh uang yang beredar.

"Dari perbankan dan kepolisian bekerjasama dengan kami mengumpulkan data, dipelajari modus dan teknik pencetakannya. Lalu disosialisasikan ke masyarakat," ungkap dia.

Jika masyarakat menemukan uang palsu, Lambok mengimbau agar segera melaporkan kepada BI, Kepolisian, atau pihak perbankan. "Masyarakat tidak perlu takut untuk melapor. Karena uang palsu itu tidak ada nilainya, cuma sampah kertas," tandasnya. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.