Sukses

Demi Negara Berkembang, Bank Dunia Tambah Dana Infrastruktur

Bukan rahasia lagi, pendanaan dan rendahnya investasi di bidang infrastruktur menjadi kendala utama bagi negara-negara berkembang.

Liputan6.com, New York - Bukan rahasia lagi, pendanaan dan rendahnya investasi di bidang infrastruktur menjadi kendala utama bagi negara-negara berkembang.

Alhasil, demi membantu negara berkembang mengatasi kendala tersebut, Bank Dunia mengumumkan akan menambah anggaran proyek infrastrukturnya sebesar 45 persen menjadi US$ 24,2 miliar tahun ini.

Mengutip laman Balkans.com, Senin (21/7/2014), komitmen finansial tersebut akan digelontorkan untuk pembangunan jalan, jembatan, infrastruktur energi, perolehan air bersih dan sejumlah proyek infrastruktur lainnya. Lonjakan anggaran proyek tersebut dipicu permintaan dari negara-negara berkembang yang terus meningkat.

Peningkatan dana proyek Bank Dunia tersebut juga didorong penurunan investasi sektor swasta di bidang infrastruktur di negara berkembang. Padahal, investasi dari sektor swasta tersebut juga dianggap penting dalam pengentasan kemiskinan.

Sejauh ini, anggaran Commitments to Public-Private Partnerships (PPPs) dan sejumlah proyek yang digelar pihak swasta telah mengalami penurunan sebesar hampir 20 persen. Bank Dunia menilai terjadi pengurangan dari US$ 181 miliar pada 2012 menjadi US$ 146 miliar setahun setelahnya.

"Sudah sangat jelas bahwa negara-negara berkembang sangat membutuhkan lebih banyak infrastruktur dan kami tengah berusaha meningkatkan komitmen pendanaan kami demi menyediakan air bersih bagi para keluarga, listrik agar anak-anak bisa belajar di malam hari, dan jalan yang lebih baik agar para petani bisa menjual hasil lahannya ke pasar," terang Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim.

Peningkatan dana pinjaman dari Bank Dunia untuk hal-hal terkait infrastruktur pernah mencapai level tertinggi pada 2011. Sebagian besar dari dana tersebut difokuskan untuk pemenuhan energi dan proyek transportasi.

Namun saat ini, kebutuhan dana global untuk infrastruktur kian membengkan hingga diprediksi mencapai US$ 1,5 triliun. Untuk itu, Bank Dunia menyarankan pihak swasta untuk ikut membangun infrastruktur di negara-negara berkembang. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini