Sukses

Ramadan Tak Mampu Dorong Permintaan CPO

Negara Amerika mencatatkan pengurangan permintaan CPO dan turunannya asal Indonesia sebesar 27 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pada saat Ramadan biasanya permintaan akan minyak sawit akan meningkat signifikan diikuti dengan kenaikan harga. Namun pada tahun ini ternyata, permintaan CPO dan turunannya asal Indonesia masih di bawah ekspektasi.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengatakan, memasuki semester I 2014, perdagangan ekspor CPO dan turunannya asal Indonesia menurun jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurutnya, volume ekspor CPO dan turunannya pada semester I 2014 hanya mampu mencapai 9,8 juta ton atau turun 7,7 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10,6 juta ton.

"Namun demikian terdapat kenaikan ekspor CPO ke beberapa negara. Seperti sudah kami prediksi kenaikan permintaan akan minyak sawit yang datang dari negara yang berpenduduk mayoritas muslim karena adanya peningkatan konsumsi selama Ramadan dan hari raya," ujarnya di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (21/7/2014).

Fadhil menjelaskan kenaikan permintaan yang sangat signifikan datang dari Bangladesh dimana volume ke negara tersebut tercatat meningkat 55 persen dibandingkan bulan lalu dari 116 ribu ton menjadi 180 ribu ton.

"Kenaikan permintaan juga datang dari Pakistan dimana volume ekspor tercatat meningkat 10 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari 145 ribu ton menjadi 160 ribu ton," jelasnya.

Sementara itu, kenaikan permintaan yang cukup signifikan juga terjadi ke negara non-basis muslim Uni Eropa dimana negara-negara di kawasan tersebut membukukan peningkatan ekspor sebesar 37 persen dibanding dengan Juni dari 277,4 ribu ton menjadi 381 ribu ton.

Kenaikan permintaan China sebesar 9 persen dan India hanya membukukan kenaikan permintaan sebesar 3 persen. "Namun AS mencatatkan pengurangan permintaan CPO dan turunannya asal Indonesia sebesar 27 persen dibandingkan bulan Mei dari 36 ribu ton menjadi 26,5 ribu ton," tandasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.