Sukses

Kekhawatiran Geopolitik di Gaza dan Ukraina Picu Bursa AS Melemah

Kondisi geopolitik itu membuat ketidakpastian di bursa saham sehingga membuat pelaku pasar khawatir.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) merosot didorong kekhawatiran pelaku pasar terhadap ketegangan di Ukraina. Kekhawatiran pelaku pasar ini juga meningkatkan indeks saham volatilitas CBOE.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham S&P 500 melemah 0,23 persen menjadi 1.973,63. Penurunan indeks saham ini diikuti indeks saham Dow Jones melemah 48,45 poin atau 0,28 persen ke level 17.051,73. Indeks saham Nasdaq tergelincir 7,44 poin atau 0,17 persen ke level 4.424,70.

Sejumlah sentimen geopolitik membuat pelaku pasar khawatir. Hal itu karena kekerasan terjadi berdampak terhadap perekonomian dan bisa menyebar ke bagian lain Timur Tengah. Kekerasan meningkat di jalur Gaza meski seruan internasional untuk gencatan senjata.

Pelaku pasar juga terus memperhatikan situasi yang tidak menentu di Ukraina. Pertempuran terus berkobar di Donetsk. Pekan lalu, pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh di Ukraina sehingga menambah tekanan antara Ukraina dan Rusia.

Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa mengumumkan sanksi ekonomi lebih lanjut terhadap kepentingan Rusia pada pekan lalu sebelum pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh. Adapun sanksi dapat menjadi lebih ketat.

"Kami tentu memperhatikan masalah di luar negeri tapi kelihatan tidak terlalu berdampak. Ketidakpastian ini diharapkan dapat pulih dalam waktu dua hingga tiga minggu lagi," ujar John Chrisholm, Chief Investment Acadian Asset Management, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (22/7/2014).

Kekhawatiran pelaku pasar itu mendorong indeks CBOE yang mengatur kekhawatiran investor meningkat. Indeks CBOE naik 6,2 persen menjadi 12,81. Angka ini memang masih di bawah rata-rata historis sebesar 20. Beberapa analis melihat volatilitas rendah telah meninggalkan pasar.

"Pasar tidak terlalu menarik, dan tampaknya mungkin kita akan melihat koreksi 10 persen sampai 15 persen," ujar Chrisholm.

Setelah pasar tutup, sejumlah perusahaan pun melaporkan kinerjanya seperti Netflix Inc yang melaporkan laba kuartalan lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu. Saham Netflix naik 1,7 persen menjadi US$ 459,65. Saham McDonald Corp melemah 1,5 persen menjadi US$ 97,55 dan saham Yum Brands Inc melemah 4,2 persen setelah restoran cepat saji menghadapi ketakutan keamanan pangan baru di China.

Volume perdagangan saham pun mencapai 4,91 miliar saham di bursa saham AS. Jumlah ini di bawah rata-rata bulan sekitar 5,6 miliar saham. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini