Sukses

Pasar Jagokan Jokowi, Rupiah Bisa di 11.400

Pelaku pasar sudah percaya diri dengan kemenangan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang detik-detik pengumuman hasil perhitungan suara pemilihan umum oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan cukup tajam.

Berdasarkan catatan kurs tengah Bank Indonesia (BI) hari ini (22/7), terjadi apresiasi pada nilai tukar rupiah sampai menyentuh level Rp 11.531 per dolar AS.

Sementara posisi sehari sebelumnya, kurs rupiah berada di level Rp 11.577 dan Rp 11.706 per dolar AS di periode tiga hari lalu.

Sedangkan IHSG dibuka menguat 0,79 persen ke 5.127,12 pada perdagangan hari ini.

Menurut Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetyantono, penguatan IHSG dan kurs rupiah terjadi karena pasar melihat rilis hasil perhitungan suara sore ini akan berlangsung tertib dan aman.

"Nilai tukar rupiah bisa terus menguat di bawah Rp 11.500. Kisarannya antara Rp 11.400-Rp 11.500 per dolar AS," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Selasa (22/7).

Tony menilai, tren penguatan tersebut masih akan terus berlanjut sampai dengan usai pengumuman KPU pukul 16.00 WIB. Bahkan dia memprediksi bakal berlangsung hingga besok (23/7). "Dampak positifnya bisa berlanjut sampai besok," sambungnya.

Dia menyoroti, pelaku pasar sudah percaya diri dengan kemenangan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden mendatang. Hal itu ditunjukkan dengan hasil perhitungan cepat dari berbagai lembaga survei kredibel di Tanah Air.

"Pasar sejak awal memang menjagokan Jokowi karena menawarkan gaya kepemiminan yang orisinal. Tidak pernah ada gaya leadership ala Jokowi di Indonesia," cetus Tony.

Sebaliknya, Analis PT Bank Mandiri Tbk Reny Eka Putri mengatakan, aksi protes dan kericuhan dari masing-masing kubu dapat membuat pasar bergejolak dan berimbas pada pergerakan nilai tukar rupiah.

"Jika pengumuman KPU diikuti aksi protes dan ricuh yang membuat asing ramai-ramai menarik dananya keluar dalam jumlah besar dan cepat, rupiah dapat anjlok hingga kebali ke level 12.000 per dolar AS," terangnya.

Lebih lanjut, tanpa kerusuhan dan aksi protes, Reny memperkirakan rupiah dapat bertahan di kisaran Rp 11.510 per dolar AS hingga Rp 11.705 per dolar AS.

Meski demikian, dia menegaskan, pergerakan rupiah sebelum dan paska pengumuman pemilihan presiden tak akan berlangsung lama. Setelahnya, pasar diproyeksikan kembali bergerak normal.

"Itu sudah biasa setiap kali pemilu, pengaruhnya itu H-3 dan H+3," tandasnya. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini