Sukses

Islam Karimov, Diktator Terkaya Dunia di Negara Miskin

Islam Karimov merupakan presiden pertama dan sejauh ini merupakan satu-satunya pimpinan Uzbekistan sepanjang sejarah negaranya

Liputan6.com, New York -  Islam Karimov merupakan presiden pertama dan sejauh ini merupakan satu-satunya pimpinan Uzbekistan sepanjang sejarah negaranya. Uzbekistan meraih kemerdekannya pada 1991 untuk pertama kalinya sejak 1924.

Karimov lantas terpilih menjadi presiden sekaligus proklamator kemerdekaan Uzbekistan di tahun tersebut. Kemenangannya menjadi presiden saat itu sangat populer mengingat dia berhasil memenangkan 86 persen suara dari seluruh rakyat.

Tudingan penipuan jumlah suara merebak luas meski akhirnya Karimov tetap menjadi presiden selama puluhan tahun. Dia terkenal sebagai salah satu diktator di Uzbekistan mengingat Karimov bisa terpilih selama lebih dari dua periode masa jabatan.

Selama masa pemerintahannya, Karimov juga dikenal sebagai pimpinan yang serakah dan sering melakukan tindakan korupsi. Aski penyelewengan uang dan kasus nepotisme membuat Uzbekistan menjadi salah satu negara yang sangat miskin di dunia.

Berikut ulasan mengenai aksi korupsi Islam Karimov yang dipercaya membuat rakyatnya semakin miskin seperti dikutip dari The Richest, Britannica.com, BBC News, dan sejumlah sumber lainnya, Selasa (22/7/2014):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mulai Terjun ke Politik

Karimov mulai memasuki wilayah pemerintahan pada 1966 saat menjadi perencana ekonomi di kantor pusat. Dia lantas diangkat menjadi sekretaris pertama Partai Komunis Uzbekistan pada 1989 dan terpilih menjadi Presiden Uzbek Soviet Socialist Republic pada 1990.

Setelah Uni Soviet pecah pada 1991, dia lantas menjabat sebagai Presiden Independen Uzbekistan. Pada 1995, sebuah referendum nasional memperpanjang masa jabatannya hingga tahun 2000.

Pada 2002, sebuah referendum nasional kembali meloloskannya menjadi presiden selama lima tahun hingga 2007. Meskipun konstitusi Uzbekistan melarang pemerintahan dengan presiden yang sama selama lebih dari dua periode tapi Karimov tetap lolos dan memimpin negeri tersebut.

Padahal saat itu, banyak rakyat merasa terpilihnya Karimov merupakan tindakan yang tidak adil. Selama masa pemerintahannya, Karimov terkenal sering melakukan aksi nepotisme dan korupsi.

3 dari 4 halaman

Gemar Korupsi dan Nepotisme

Selama lebih dari 20 tahun masa pemerintahannya, Karimov sering menempatkan teman dan anggota keluarganya di posisi administratif. Padahal, kerabatnya tersebut tidak memenuhi syarat untuk duduk di jabatan tersebut.

Selain itu, aksi korupsi yang dilakukan juga terbukti memperkaya diri sendiri bersama keluarga. Ironisnya, rezim diktator dan korupsi yang dilakukannya membuat Uzbekistan masuk ke dalam daftar 50 negara terkaya di dunia.

Keluarga Karimov termasuk dua puterinya merupakan orang-orang yang kebal hukum. Tak ada hambatan baginya untuk menyelewengkan dana dari bisnis lokal dan investor asing.

Karimov membiarkan keluarganya mangkir pajak dan tidak perlu membayar tarif impor jika ingin mengirim barang ke luar negeri. Pembekuan sejumlah aset dan rekening bank puterinya di Uni Eropa memberikan titik terang akan aksi korupsi yang dilakukan keluarga tersebut.

Tak heran, Karimov dan keluarganya menjadi sangat kaya di salah satu negara termiskin di dunia.

4 dari 4 halaman

Delegasikan Putrinya Jadi Presiden

Masa pemerintahan Karimov mulai goyah sejak tahun lalu. Dirinya menjadi semakin jarang terlihat. Kabarnya, diktator tersebut akan mewariskan tampuk pemerintahan pada salah satu puterinya demi menjaga kekayaan dan kepemimpinannya.

Pemilihan Umum Presiden Uzbekistan rencananya akan digelar pada Maret 2015. Presiden berusia 76 tahun tersebut dianggap sudah tidak mampu lagi untuk menjalankan proses pemerintahan yang selama ini digenggamnya.

Sejauh ini, dirinya tidak menunjukkan rencana atau langkah-langkah untuk memerintah Uzbekistan kembali. (Sis/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.