Sukses

Hari-hari Buruk Buat Emas Segera Berakhir

Setelah sempat melemah 2,1% pekan lalu, harga emas kini kembali menguat.

Liputan6.com, Washington - Setelah sempat melemah 2,1% pekan lalu, harga emas kini kembali menguat. Para analis Bank of America Merrill Lynch mengatakan, hari-hari buruk bagi pergerakan harga logam mulia tersebut akan segera berakhir.

Laporan analis logam Michael Widmer, seperti dilansir dari MarketWatch.com, Rabu (23/7/2014), menunjukkan bagaimana harga emas bergerak stabil akibat dorongan permintaan dari negara-negara berkembang.

China dan India tercatat memasok banyak logam termasuk emas dan tembaga. Aksinya tersebut membantu menutupi kerugian paska aksi jual para investor.

“Kami percaya bahwa permintaan emas dari negara-negara berkembang akan berdampak lebih lanjut dalam jangka menengah mengingat pengaruh negara tersebut yang semakin besar," terang Widmer.

Meski tentu saja, dia tidak memprediksi adanya pergerakan signifikan dalam waktu cepat. Saat ini, para investor di negara-negara maju masih menjadi pembeli marjinal yang membuat emas cenderung dibeli dan dijual dalam jumlah besar.

Widmer mengatakan, terungkapnya normalisasi ekonomi makro global dan implikasinya untuk tarif/inflasi harus mampu menahan harga emas yang tengah merosot.

Julian Phillips, dalam bukunya `Gold and Silver Market Morning` menjelaskan, tidak semua pembeli emas di Asia dan perak memperoleh keuntungan dalam jangka pendek. Tapi sebagian besar mempercayainya sebagai bentuk investasi jangka panjang.

Untuk pertama kalinya dalam enam minggu, data Commodity Futures Trading Commission menunjukkan, kepemilikan emas melonjak sebesar 30 persen. Dalam tujuh pekan ke depan, harga emas akan mengalami peningkatan. (Sis/Ndw)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini