Sukses

Investor Percaya Diri, Rupiah Terus Menguat

Siang ini, rupiah berada di kisaran Rp 11.482 per dolar AS hingga Rp 11.532 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Seperti dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini terus menguat. Sentimen positif akan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi salah satu penyebabnya.

Mengutip data valuta asing (valas) Bloomberg, Rabu (23/7/2014), nilai tukar rupiah dibuka pada level Rp 11.526 per dolar AS. Menguat jika dibanding dengan penutupan kemarin yang berada di level Rp 11.606 per dolar AS.

Pada pukul 11.45 WIB, rupiah terus menguat ke level Rp 11.510 per dolar AS. Sampai siang ini rupiah berada di kisaran Rp 11.482 per dolar AS hingga Rp 11.532 per dolar AS.

Sedangkan pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah juga menunjukkan penguatan. pada 22 Juli 2014, posisi JISDOR di level Rp 11.531 sedangkan pada 23 Juli 2014 berada di level Rp 11.498.

Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto mengatakan, penguatan rupiah kali ini merupakan dampak dari pelaksanaan pemilihan presiden yang berjalan lancar dan tanpa gangguan yang berarti.

"Meskipun ada penolakan dari pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, namun prosesnya berjalan sesuai dengan keinginan pasar," jelasnya kepada Liputan6.com.

Menurutnya, jika sampai dengan pelantikan nanti tidak ada masalah, rupiah akan terus menunjukkan penguatan yang lebih besar. Hal ini karena kepercayaan investor kepada Indonesia kembali naik sehingga investasi ke Indonesia masuk lebih besar.

Selain itu, janji dari Bank Indonesia (BI) untuk melakukan intervensi jika rupiah benar-benar terpuruk karena sentimen politik juga membuat kepercayaan investor ke Indonesia lebih tinggi lagi.

Kemarin, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Peter Jacob mengungkapkan BI dalam hal ini siap melakukan intervensi jika pelemahan terus berlanjut.

"Kami ada di pasar kalau ada volatile yang tajam. Kalau volatile ini di luar fundamental maka kami akan intervensi," katanya.

Peter juga menjelaskan pelemahan yang terjadi di pasar saham dan pasar keuangan Indonesia akibat keputusan salah satu capres tersebut dinilai wajar. Seperti diketahui, dalam pernyataan sikap yang dibacakan di Rumah Polonia, Jakarta, capres nomor urut 1 Prabowo Subianto menyatakan menolak pelaksanaan Pilpres 2014. Sesaat kemudian setelah pernyataan sikap dibacakan rupiah melemah cukup dalam.

Ryan melanjutkan, secara jangka panjang, rupiah bisa melanjutkan penguatannya jika kinerja ekonomi memang berjalan baik atau kembali ke faktor fundamental.

Oleh sebab itu, presiden terpilih harus benar-benar memilih tim ekonomi yang profesional dan menguasai bidangnya agar pertumbuhan ekonomi sesuai dengan target.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini