Sukses

Jokowi Presiden Bawa Angin Segar di Sektor Pertambangan

Jokowi bisa menggeser peraturan agar menjadi lebih akomodatif bagi investasi asing dan pertambangan secara umum.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Konsultan Riset Wood Mackenzie menilai kemenangan Jokowi akan menciptakan kondisi positif jangka pendek bagi perusahaan asing yang ingin berinvestasi di sektor energi dan pertambangan di Indonesia.

Sebab, kemampuan pemerintah baru untuk melaksanakan reformasi masih belum jelas. Kurangnya mayoritas di parlemen akan melemahkan kemampuan pemerintah mendorong semua reformasi yang diperlukan untuk menghidupkan kembali iklim investasi dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia bangkit kembali.

Analis Senior Batubara Wood Mackenzie Rory Simington mengatakan di sektor pertambangan, Jokowi bisa menggeser peraturan agar menjadi lebih akomodatif bagi investasi asing dan pertambangan secara umum.

"Perubahan peraturan ramah Pertambangan mungkin dilakukan," kata Rory, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (23/7/2014).

Adapun implikasi terpilihnya Jokowi sebagai presiden bagi sektor pertambangan adalah:

Kebijakan resmi saat Ini seperti larangan ekspor mineral, persyaratan untuk divestasi kepemilikan asing, dan Kontrak Batubara renegosiasi Kerja.

Sebelumnya DPI-P yang dipimpin Pemerintah Megawati Soekarnoputri 2001-2004 menunjukkan kesediaan untuk menunjuk orang-orang dari industri bukan politisi menempati posisi di kementerian-kementerian penting.

Jika Widodo memimpin pemerintah koalisi DPI-P menunjuk administrator yang kompeten dengan pengalaman industri untuk kepala Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, hal ini dapat menyebabkan perubahan regulasi pertambangan ramah lingkungan.

"Berdasarkan diskusi dengan kontak industri di Indonesia, kami percaya bahwa perubahan dapat mencakup pelonggaran persyaratan divestasi investasi asing, dan mengurangi tingkat minimum kemurnian yang harus dicapai untuk pemurnian logam sebelum ekspor diperbolehkan. Setiap perubahan cenderung inkremental daripada eksponensial," pungkasnya. (Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini