Sukses

RI Ciptakan Singapura Baru Setiap Tahun

Menko Perekonomian, Chairul Tanjung mengatakan, jumlah penduduk makin besar mendorong kenaikan permintaan produk pangan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, Indonesia menciptakan satu Singapura setiap tahun. Oleh karena itu, penyediaan pangan harus ditingkatkan.

Chairul mengatakan, saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 257 juta. Setiap tahun meningkat 1,6 persen atau  4 juta orang Indonesia lahir, hal tersebut sama seperti kapasitas Singapura.

"Kedua saya ingin menyampaikan hal bersama tapi tidak menyadari hal ini 257 juta penduduk di republik ini, setiap tahun tingkat pertumbuhan 1,6 persen. Setiap tahun Indonesia buat Singapura baru 4 juta orang," kata Chairul,  dalam acara pembukaan promosi dan pasar produk pertanian segar dan olahan nusantara, di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (24/7/2014).

Dengan pertumbuhan yang tinggi dan ditambah pendapatan perkapita yang terus meningkat, menurut Chairul akan meningkatkan permintaan produk, termasuk produk pertanian.

"Ditambah dengan income yang terus meningkat dari tahun ke tahun, pasti menimbulkan penambahan permintaahan terhadap semua produk termasuk produk pertanian," tutur Chairul.

Chairul menambahkan, dengan semakin tingginya pendapatan seseorang maka  gaya hidup berubah. "Waktu pendapatan kecil seseorang makan nasi dikit lauknya banyak, tambah besar lauknya banyak nasi sedikit, tambah kaya lauknya saja," ungkapnya.

Oleh karena itu, terjadi peningkatan terhadap produk pertanian, baik yang segar  maupun olahan bahkan untuk yang fresh jauh lebih tinggi dari olahan. Semakin tinggi pendapatan seseorang semakin menghargai produk segar.

Melihat kondisi itu agar produktifitas produk pertanian segar dan olahan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, maka diperlukan keberpihakan terhadap petani.

"Keberpihakan petani khususnya bisa meghasilkan produk segar, sayuran buah, daging, telur itu jadi perhatian kita ke depan karena permintaan ke depan jadi sangat luar biasa ini yang perlu diperhatikan bersama," pungkasnya. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini