Sukses

Rupiah Terus Melesu Imbas Masyarakat Jor-joran Belanja Lebaran

Nilai tukar rupiah cenderung bergerak melemah menjelang libur panjang lebaran.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah cenderung bergerak terus melemah menjelang libur panjang Lebaran. Konsumsi masyarakat yang tinggi diprediksi akan meningkatkan volume impor dan menguatkan nilai tukar dolar.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Jumat (25/7/2014) menunjukkan, nilai tukar rupiah mengalami koreksi 60 poin ke level 11.591 per dolar AS.

Sementara data valuta asing (valas), Bloomberg, menunjukkan nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis di level 11.573 per dolar AS. Rupiah bahkan sempat menyentuh level 11.616 pada perdagangan pukul 9:25 waktu Jakarta.

Hingga menjelang siang, rupiah masih bergerak di kisaran 11.530 - 11.616 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Danamon Indonesia, Dian Ayu Yustina menjelaskan, rupiah memang cenderung bergerak melemah menjelang hari raya lebaran. Pasalnya, volume impor cenderung menguat meski tak akan berlangsung lama.

"Biasanya demand dolar cukup tinggi, konsumsi juga naik menjelang lebaran. Tapi itu kan faktor seasonal nanti juga akan kembali ke level normal lagi," terangnya.

Sementara itu, paska lebaran, Dian merasa rupiah tidak akan menerima goncangan dari sejumlah faktor eksternal. Artinya, pergerakan rupiah akan didominasi faktor domestik.

Dian juga menilai Bank Indonesia akan membiarkan rupiah sedikit melemah demi menahan volume impor agar tidak terlalu tinggi.

"Saya pikir tahun ini penguatan tak akan terlalu besar. Lagipula pelemahan rupiah dapat berperan sebagai adjusting factor agar impor tidak terlalu tinggi, selama pelemahannya tetap dalam kendali dan pengawasan BI," tandas dia.

Selain itu, data ekonomi AS yang cerah juga ikut berdampak pada pelemahan rupiah. Meningkatnya volume pemesanan barang sebesar 0,5 persen pada Juni dan jumlah ketersediaan lowongan kerja yang semakin besar memperkuat nilai tukar dolar.

"Sejumlah rilis data ekonomi AS akan berdampak positif pada dolar. Hingga pekan depan, hanya akan ada sedikit sentimen yang memicu pergerakan dolar," ungkap Kepala Ahli Strategi Valas Asia Pasifik di Barclays Plc, Mitul Kotecha.

Faktor politik yang juga ikut melemahkan rupiah adalah kehawatiran pasar merespons aksi calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto yang akan melaporkan kecurangan hasil pemungutan suara ke Mahkamah Konstitusi hari ini. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kubu Prabowo-Hatta akan membawa 10 truk dokumen berisi bukti kecurangan hasil pemungutan suara yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini