Sukses

6 Peristiwa Penting yang Bikin Wall Street Ketakutan

Pada 19 Maret lalu, Janet Yellen, Gubernur Bank Central Amerika melakukan kesalahan kecil dengan kesleo lidah.

Liputan6.com, New York - Dua minggu terakhir, industri pasar modal Amerika Serikat (AS) dikejutkan dengan beberapa peristiwa penting.

Pertama, ditembaknya pesawat komersial Malaysia Airlines dengan kode penerbangan MH 17 di kawasan Ukraina. Peristiwa tersebut meningkatkan ketegangan antara Amerika dan Rusia.

Kedua adalah serangan Israel ke Gaza yang menewaskan ratusan warga sipil. Hal tersebut membuat ketegangan di daerah Timur Tengah kembali memanas.

Memang, masih terlalu dini untuk menyimpulkan kedua peristiwa tersebut akan membuat bursa di Amerika menghentikan langkah penguatan, karena sejauh ini bursa saham Wall Street terus mencetak rekor.

"Ternyata investor masih menganggap Wall Street baik-baik saja, peluang-peluang masih digunakan untuk mencari keuntungan," jelas Kepala Investasi Tardeni Research, Ed Yerdani.

Tetapi memang, ada beberapa investor melihat bahwa peristiwa-peristiwa tersebut sebagai ancaman yang bisa mengganggu bertumbuhnya pasar modal Amerika.

Menengok ke belakang, ada beberapa peristiwa yang sangat mempengaruhi investor pasar modal dalam melakukan transaksi sehingga membuat bursa AS anjlok. Apa saja peristiwa yang selama ini membuat investor takut? Dikutip dari CNN Money, Senin (28/7/2014), berikut rinciannya:

1. Krisis mini negara nerkembang

Kembali ke bulan Januari lalu. Di beberapa investor melihat bahwa gejolak nili tukar yang memperngaruhi imbal hasil obligasi di beberapa negara berkembang akan mempengaruhi pergerakan indeks Wall Street.

Brasil, India, Indonesia, Afrika Selatan dan Turki mengalami penurunan perekonomian dan nilai tukar.  Beberapa investor melihat bahwa hal tersebut dapat berpengaruh kepada negara-negara lainnya.

Ketakutan tersebut membuat Indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 6 persen untuk periode 21 Januari hingga 5 Februari.

2. Putin mengambil alih Crimea

Keputusan Vladimir Putin untuk menyerang dan akhirnya mencaplok Crimea membawa ketegangan antara Rusia dengan Amerika Serikat.

Investor Amerika kawatir konflik tersebut akan memicu perang yang lebih luas.

3. Kesalahan Janet Yellen

Pada 19 Maret lalu, Janet Yellen, Gubernur Bank Central Amerika melakukan kesalahan kecil dengan kesleo lidah.

Saat ditanya oleh para wartawan mengenai ungkapannya soal menunggu waktu yang tepat, Yellen menjawab mungkin sekitar enam bulan ke depan.

Sesaat setelah media memberitakan pernyataannya tersebut, Indeks Jow Jones terpeleset 180 poin.

4. Momentum krisis

Banyak investor melihat bahwa pada periode April 2014 kemarin merupakan momentum awal terjadinya krisis di pasar modal Amerika.

Soalnya, menurut perhitungan beberapa analis, harga saham beberapa perusahaan terutama yang bergerak di bidang teknologi telah mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

Hal tersebut menimbulkan kekawatiran bahwa dalam waktu dekat saham-saham tersebut akan jatuh.

5. Invasi Isis ke Irak

Pada Juni 2014, pasar keuangan global diambang ketakutan dengan adanya serangan sekelompok teroris yang mengancam akan menggulingkan pemerintahan Irak.

Seketika juga dengan adanya ancaman tersebut harga minyak mentah langsung melambung menjadi US$ 116 per barel.

6. Krisis Utang Portugal

De javu, di awal bulan ini atau tepatnya pada 10 juli lalu Wall Street mengalami pengulangan apa yang terjadi pada saat krisis Eropa beberapa waktu lalu.

Bursa saham di seluruh dunia jatuh pada 10 Juli tersebut karena kekawatiran akan jatuhnya bank terbesar kedua di Portugal akibat gagal bayar.

Dalam perdagangan intraday, Dow Jones turun 18 poin yang membuktikan reaksi yang cepat akan peristiwa tersebut.  (Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.