Sukses

Ini Cara Pemerintah Supaya Anak-anak RI Siap Jadi Orang Kaya

Pola pemberian subsidi energi agar tepat sasaran dengan menggunakan cash transfer sesuai kondisi masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan telah memiliki rencana besar untuk mengawasi pengalihan subsidi dari barang ke orang apabila kebijakan tersebut sepenuhnya terealisasi ke depan. Rencana ini membawa dampak positif bagi pengurangan angka kemiskinan di Indonesia.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung (CT), pemerintah siap mengimplementasikan upaya pemberian subsidi kepada masyarakat golongan miskin dan hampir miskin agar tepat sasaran.

Subsidi tersebut akan dialokasi menggunakan data by name by adress yang ada dalam catatan Kantor Wakil Presiden sebanyak 25 juta kepala keluarga atau 100 juta jiwa yang masuk dalam kategori miskin dan hampir miskin.

"Bank Dunia mau bantu dengan cara pakai retina jadi nggak bisa ditiru lagi, sehingga orang miskin dan hampir miskin dapat diindentifikasi dengan baik," jelasnya di Jakarta, seperti ditulis Selasa (29/7/2014).

CT mengatakan, pola dalam pemberian subsidi ke orang ini akan menggunakan conditional cash transfer atau transfer tunai dengan kondisi. Artinya, lanjut dia, warga miskin dan hampir miskin akan langsung menerima subsidi melalui sebuah akun yang sudah tercatat di data Kantor Wapres.

"Jadi nanti ditransfer, tapi yang ditransfer hanya bisa dilakukan kalau sudah masuk kondisional mereka. Misalnya kalau dia punya anak sekolah, ya di sekolahkan, kalau nggak, ya nggak akan diberi. Jika dia punya balita, harus masuk program imunisasi, kalau nggak ya nggak masuk. Atau jika dia ibu hamil, harus memeriksakan kehamilanya, atau kalau balita menyusui, harus disusui ASI. Itulah kondisinya yang akan menerima subsidi," papar dia.

Alasannya, CT bilang, supaya mampu membangun generasi muda yang sehat,  cerdas, produktif, dan terdidik melalui subsidi tersebut.

"Agar generasi mendatang adalah generasi jempolan, menjadi insan produktif dan agen penghilang kemiskinan. Kami berikan ikan, tapi sesuai kondisinya, membangun anak-anaknya supaya mereka nggak seperti org tuanya, dan siap nggak miskin lagi, jadi orang kaya. Nah makanya kami harus punya cara berpikir struktural, fundamental, jangan ad hock saja," tukasnya. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.