Sukses

Menanti Keputusan The Fed, Bursa Asia Menghijau

Indeks saham MSCI Asia Pacific menguat 0,1 persen seiring sebagian besar bursa saham Asia positif pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Singapura - Sebagian besar bursa saham Asia menguat dengan indeks saham Korea Selatan dan Hong Kong menuju level tertinggi. Sementara itu, obligasi Amerika Serikat lebih rendah sebelum pertemuan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1 persen pada pukul 11.04 waktu Tokyo. Penguatan indeks saham ini didorong dari indeks saham Jepang Nikkei naik 0,6 persen. Lalu indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 0,3 persen.

Adapun indeks saham Shanghai naik 0,1 persen. Indeks saham Sydney bergerak flat. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,8 persen dan indeks saham Taipei naik 0,5 persen.

Sementara itu, bursa saham Malaysia, Indonesia libur memperingat hari libur Lebaran. Hal ini juga diikuti bursa saham India, Filipina dan Sri Lanka.

"Bursa saham akan berlanjut menguat. Kami melihat pertumbuhan ekonomi dengan melihat hasil kinerja perusahaan. Sementara langkah The Fed untuk melakukan tapering akan terus berlanjut. The Fed sangat jelas kalau mereka akan menaikkan suku bunga bila ekonomi pulih," ujar Daphne Roth, Head of Asian Equity Research ABN Amro Private Banking, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (29/7/2014).

Bank sentral Amerika Serikat (AS) akan melakukan pertemuan pada Selasa dan Rabu waktu setempat. Para pejabat The Fed diperkirakan akan memangkas pembelian obligasi untuk keenam kalinya. Lalu akan mendiskusikan soal kenaikan suku bunga.

Pertemuan The Fed ini memberikan sentimen ke bursa saham pada awal pekan ini. Adapun bursa saham Korea Selatan berhasil menguat pada hari ini ditopang dari investor asing yang masuk ke bursa saham mencapai US$ 2,72 miliar. Nilai tukar Won pun naik menjadi US$ 1.025,6 terhadap dolar.

Sedangkan harga komoditas mengalami penurunan seperti harga minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,2 persen menjadi US$ 101,47 per barel. Harga minyak mentah Brent sedikit berubah ke level US$ 107,51. Kekerasan terjadi Timur Tengah seperti Libya dan Irak tidak mempengaruhi pasokan minyak sehingga memberikan sentimen ke harga minyak. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.