Sukses

Bisa Bebas Pajak, Orang China Makin Doyan Belanja ke Luar Negeri

CLSA memprediksi jumlah turis China ke luar negeri dapat mencapai 200 juta jiwa pada 2020.

Liputan6.com, Beijing - Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, masyarakat China memang terkenal royal menghabiskan uangnya untuk barang-barang bermerek hingga perhiasan emas. Bahkan saat para turis China berwisata ke Eropa, butik-butik mewah menjadi tempat incarannya.

Mengutip laman CNBC.com, Rabu (30/7/2014), jumlah konsumen kelas menengah asal China yang mengejar selera untuk mendapatkan barang-barang bermerek terus meningkat.

"Apa yang kini terjadi adalah penduduk kelas menengah China datang ke luar negeri untuk berbelanja. Itu akan menjadi pasar besar yang terus tumbuh. Saya rasa kebanyakan dari mereka akan berbelanja demi menunjukkan status sosial seperti membeli parfum dan kacamata dari merek-merek mewah dan ternama," terang Direktur Pelaksana Neev Capital, Rahul Sharma.

Lembaga Investasi CLSA bahkan memprediksi jumlah turis China ke luar negeri dapat mencapai 200 juta jiwa pada 2020. Kondisi ini membuat negara-negara di Eropa termasuk Swiss berusaha mendulang keuntungan.

Global Blue, perusahaan yang membuat para konsumen asing dapat membeli barang tanpa kena pajak bahkan telah bekerjasama dengan perusahaan pembayaran China, Alipay. Bisnis pembayaran tersebut merupakan milik dari raksasa perdagangan elektronik China, Alibaba.

Langkah ini membuat para konsumen China yang berada di luar negeri dapat membeli barang tanpa kena pajak jika sudah terdaftar di Global Blue.

CEO Global Blue David Baxby mengatakan, kesepakatan yang didorong tingginya permintaan barang dari para konsumen China yang telah nyaman menggunakan Alipay sebagai metode pembayarannya.

Maklum saja, tingginya pajak di China dan kurangnya ketersediaan sejumlah merek mewah membuat para konsunen lari ke Eropa. Pasar Eropa menjadi kian menarik bagi para konsumen.

"Jumlah konsumen kelas menengah yang juga menggilai barang mewah ikut meningkat. Mereka membeli barang-barang bermerek di toko-toko di Eropa Barat," tutur Baxby.

Peningkatan kekayaan China dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi para pebisnis di Eropa. Jumlah kerjasama para pengusaha China dan Eropa juga tercatat meningkat seiring dengan tingginya minat konsumen pada barang mewah. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini