Sukses

S&P 500 Bukukan Penurunan Harian Terburuk Sejak April

Pada bulan Juli, Dow Jones turun 1,6 persen, S&P 500 melemah 1,5 persen dan Nasdaq merosot 0,9 persen.

Liputan6.com, New York - Saham Wall Street terpuruk ditandai dengan Indeks S&P 500 yang membukukan penurunan harian terburuk sejak April dan penurunan bulanan pertama terbesar sejak Januari pada perdagangan Kamis (31/7/2014).

Penurunan tersebut dipicu oleh kekhawatiran investor akan keluarnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kemungkinan besar bisa mendorong Bank Sentral AS untuk menaikkan bunga acuan lebih cepat dari perkiraan awal.

Dikutip dari Reuters, Indeks S&P 500 turun 39,40 poin (2 persen) ke level 1.930,67. Indeks Dow Jonws Industrial Average (DJIA) turun 317,06 poin (1,88 persen) menuju level 16.563,30. Indeks Nasdaq merosot 93,13 poin (2,09 persen) ke level 4.369,77.

S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan terbesar harian sejak 10 April sedangkan DJIA mengalami penurunan terbesar sejak 3 Februari. Pada bulan Juli, Dow Jones turun 1,6 persen, S&P 500 melemah 1,5 persen dan Nasdaq merosot 0,9 persen.

Penurunan saham-saham di Wall Street tersebut dipicu beberapa sentimen seperti data tenaga kerja AS yang menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja di negara tersebut pada kuartal kedua 2014 ini mencatatkan kenaikan terbesar dalam lima setengah tahun.

Selain itu, sehari sebelumnya Bank Sentral AS juga telah menaikkan penilaian ekonomi di negara tersebut. Namun memang, belum ada pernyataan dari Pejabat Bank Sentral AS untuk segera menaikkan suku bunga acuan.

Terdapat juga sentimen dari luar negeri mengenai Pemerintah Argentina yang tidak bisa melunasi bunga utang (default) kepada para kreditornya. Default tersebut untuk kedua kalinya dalam 12 tahun ini. Sebelumnya atau pada 2001, Argentina juga pernah mengalami hal yang serupa.

"Jika melihat data upah yang terus bergerak lebih tinggi maka hal tersebut menjadi sinyal yang cukup kuat bahwa The Fed (Bank Sentral Amerika) bakal segera menaikkan suku bunga," jelas Analis Pasar MOdal Prudential Financial di Newark, New York, AS, Quincy Krosby, Jumat (1/8/2014).

The Fed kembali menahan suku bunga di level yang mendekati nol persen pada pengumuman kebijakan yang dilakukan kemarin. Bank Sentral AS melihat bahwa telah terjadi perbaikan di pertumbuhan ekonomi dan juga penurunan tingkat pengangguran.

Namun mereka mencermati bahwa angka penurunan tingkat pengangguran tersebut masih belum cukup untuk menaikkan suku bunga.  (Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini