Sukses

Masyarakat Kian Gandrungi Mudik Pakai Pesawat

Tak hanya kereta api yang harga tiketnya terbilang murah, masyarakat juga ternyata mulai menggandrungi jalur udara untuk pulang ke kampung.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono menangkap adanya pergeseran pemilihan moda transportasi masyarakat untuk mudik saat lebaran.

Tak hanya kereta api yang harga tiketnya terbilang murah, masyarakat juga ternyata mulai menggandrungi jalur udara untuk pulang ke kampung halaman tahun ini.

"Semula pakai jalur darat (jalan raya) dan laut. Tapi sekarang sudah banyak bergeser. Jalur udara naik 11 persen dari 32 bandara hingga H +2," ungkap Bambang saat menggelar telekonferensi dari Terminal Bus Tirtonadi, Surakarta, Sabtu (2/8/2014).

Dia menilai, kenaikan jumlah pemudik yang memilih pesawat terbang sebagai alat transportasi mudik dipicu adanya peningkatan daya beli masyakarat. Sementara kondisi ekonomi yang baik juga ikut mendorong daya beli tersebut.

"Mungkin kondisi ekonomi lebih baik. Atau mgkin mereka nggak lebaran bukan masyarakat yang mudik. Masih akan kita cek kembali datanya," ungkap dia.

Sejauh ini, meski jumlah penumpang pesawat meningkat, Bambang belum menerima adanya laporan pelanggaran tarif tiket dari maskapai manapun.

Dia juga menegaskan akan memberi sanksi pada pihak manapun yang melakukan pelanggaran berupa kenaikan tiket hingga dua kali lipat.
"Kalau soal mahal, mungkin karena sehari-hari banyak diskon harga. Jadi ketika ada kenaikan 50 persen, rasanya jadi mahal sekali," tuturnya.

Tahun lalu, kementerian perhubungan mencatat sekitar 208 ribu masyarakat mudik melalui jalur udara. Sementara pada H -3 tahun ini, sekitar 218 ribu pemudik menggunakan pesawat terbang.

Meski tercatat meningkat secara keseluruhan, laporan dari bandara internasional Sultan Hasanudin Makasar menunjukkan adanya penurunan jumlah penumpang sekitar tiga persen dibandingkan tahun lalu. Namun begitu, jumlah penumpang mengalami lonjakan sekitar 5000 jiwa dibandingkan hari biasa. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.