Sukses

Miliarder Ini Tanam Uang Rp 11,8 Triliun di Bisnis Beras

Investasi ini guna mendukung pemerintah Nigeria untuk mencapai swasembada dan menjadi negara eksportir beras dalam empat tahun ke depan.

Liputan6.com, Abuja - Orang terkaya Afrika Aliko Dangote berencana menanamkan modal US$ 1 miliar atau setara Rp 11,8 triliun (kurs: Rp11.802,5 per US$) di bisnis pertanian modern terintegrasi di Nigeria.

Dikutip dari laman Forbes, Minggu (3/8/2014), Dangote secara resmi telah menyampaikan rencana tersebut dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian Nigeria Akinwumi Adesina di Abuja, sebelum meneken nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Nigeria.

Dalam pertemuan itu, dia menjelaskan investasi yang dikucurkannya tersebut bertujuan untuk mendukung rencana pemerintah Nigeria untuk mencapai swasembada pangan dan menjadi negara eksportir beras dalam empat tahun ke depan.

"Beras adalah makanan pokok, kami akan menjadikan produksi beras sebagai prioritas utama bagi negara kita dan rantai kunci untuk perekonomian kita," kata Dangote.

Untuk merealisasikan rencana tersebut, Dangote Group telah mengakuisisi lahan pertanian seluas 150 ribu hektare di lima Negara bagian Nigeria yaitu Edo, Jigawa, Kebbi, Kwara dan Niger. 

Tanah ini akan diubah menjadi sawah komersial.  Perusahaan juga akan membangun dua pabrik beras dengan kapasitas produksi terpasang 240 ribu ton beras per hari.

"Dengan kapasitas terpasang ini, proyek ini akan menjadi penggilingan padi terpadu terbesar di Afrika," tutur Dangote.

Setelah proyek ini beroperasi, lanjut dia, diharapkan harga beras secara lokal akan berkurang secara signifikan. Usaha baru Dangote ini dapat menciptakan setidaknya 8.000 pekerja baru.

Presiden Goodluck Jonathan memuji langka Dangote untuk investasi terbarunya di bidang pertanian yang disebut-sebut sebagai investasi terbesar yang pernah dibuat dalam produksi beras di Afrika. Menteri Pertanian Nigeria, Akinwumi Adesina menggambarkan investasi baru Dangote sebagai transformasi bagi Nigeria.

Dangote adalah orang terkaya di Afrika dengan kekayaan diperkirakan mencapai US$ 25,1 miliar yang berasal dari bisnis semen, tepung, gula dan pertanian. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini