Sukses

Puluhan Walikota se-Asia Pasifik Kumpul di Kongres Earoph

Para walikota dinilai berperan penting sebagai pemimpin dan ujung tombak dalam mewujudkan kota yang layak huni dan berkelanjutan di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - DKI Jakarta menjadi tuan rumah Kongres Internasional Pembenahan Kawasan Permukiman Perkotaan (Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements/Earoph World Congress) ke-24. Konferensi dunia yang akan diikuti puluhan walikota dan bupati di kawasan Asia Pasifik.

Kongres ini dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (11/8/2014). Dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak.

Konferensi bertema Toward Resilient and Smart Cities: Innovation, Planning and Determination in Managing Major Cities of The World itu juga diikuti oleh 30 walikota dari Asia Pasifik dan nusantara yang akan memberikan pandangannya mengenai tata kelola kota supaya menuju kota pintar dan berketahanan di masa depan.

Walikota dan bupati yang akan membagi pengalaman dalam konferensi dunia ini, antara lain Walikota Bilbao, Ibon Aresso yang berhasil membangun kota yang inklusi, CEO Otoritas Regional Iskandar Malaysia Dato Ismail Ibrahim, Bupati Bojonegoro Suyoto, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Surabaya Tri Rismaharini dan sebagainya.

Presiden Earoph, Hermanto Dardak, menyatakan Indonesia sebagai bagian penting sistem kota-kota regional memberikan komitmen untuk mendukung usaha-usaha nyata dalam perencanaa dan pembanguna kota yang berketahanan, pintar serta membangun dialog bagi pengambil kebijakan untuk mendesain kebijakan pembangunan kota berkelanjutan.

"Kami hampir selesainya penyusunan RT/RW Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kota. Tahap selanjutnya adalah pada skala Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di seluruh kawasan perkotaan dan kawasan strategis secara masif di seluruh wilayah Indonesia," jelasnya.

Untuk itu, sambung Hermanto, para Walikota berperan penting sebagai pemimpin dan ujung tombak dalam mewujudkan kota yang layak huni dan berkelanjutan di dunia.

Sementara Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAPI), Bernardus Djonoputro, meski berbagai persoalan mendera perkotaan seperti kemacetan, tingginya biaya hidup dan kualitas infrastruktur, namun kota-kota menangah di Indonesia mulai menggeliat menjadi lebih nyaman.

Hal ini ditunjukkan dari data Indonesia Most Livable City Index 2014. Survei dua tahunan itu, kata dia, menunjukan index kenyamanan kota Balikpapan, Solo, Malang, Yogyakarta, Makassar, Palembang dan Bandung berada di atas rata-rata Index kenyamanan kota-kota secara nasional yang berada pada angka 63.62.

"Indonesia akan memasuki puncak era urbanisasi serta masa tingginya produktivitas pendukuk. Lebih dari 30 kota menengah Indonesia akan tumbuh di atas 1 juta penduduk, dan resiko tidak terpenuhinya kebutuhan warga semakin menuntut perhatian semua pemangku kepentingan," papar Bernardus.

Dia mengungkapkan, warga kota menempatkan ekonomi sebagai faktor paling penting yang menentukan tingkat kenyamanan bersama dengan faktor kebersihan.

"Kota Balikpapapn secara signifikan berada di atas rata-rata nasional untuk aspek tata kota dan pengelolaan lingkungan dibandingkan dengan kota lain. Kota-kota menengah seperti Solo, Malang, dan Samarinda merupakan kota yang dianggap secara keruangan dan lingkungan terkelola dengan baik," pungkasnya. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini