Sukses

Serikat Pekerja di Asia Bersatu Tuntut Kenaikan Upah

Para aktivis buruh di sejumlah negara di Asia tercatat telah saling bekerjasama guna menuntut kenaikan gaji bagi para pegawai.

Liputan6.com, Jakarta- Para aktivis buruh di sejumlah negara di Asia tercatat telah saling bekerjasama guna menuntut kenaikan gaji bagi para pegawai. Para pimpinan sejumlah komunitas buruh telah membandingkan jumlah upahnya dengan gaji pegawai di beberapa negara tetangga.

Hasilnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/8/2014), sekitar 600 ribu buruh pabrik garmen di Asia mengalami kenaikan gaji hingga 25 persen menjadi sekitar US$ 100 per bulan. Kenaikan tersebut merupakan lonjakan upah terbesar dalam 15 tahun terakhir.

Uniknya, kenaikan tersebut tak menghentikan aksi para buruh. Kini, para aktivis buruh kembali meminta kenaikan gaji.

Negosiasi mengenai upah dan kondisi kerja sebenarnya masih menjadi tradisi di sejumlah negara di Asia. Tapi kini para aktivis memberikan tekanan yang lebih berat pada para pengusaha dan pemerintah dengan melihat pengalaman dari beberapa negara di sekitarnya.

Bagi perusahaan-perusahaan global yang telah memindahkan produksinya ke sejumlah pusat manufaktur dengan buruh berupah rendah, tindakan para aktivis mempersempit peluangnya untuk tawar menawar mengenai gaji. Tak hanya itu, tuntutan para aktivis buruh dapat menekan laba dan mungkin kenaikan harga dari sejumlah produk seperti sepatu, pakaian hingga mobil dan perlengkapan elektronik.

"Saya melihat adanya tren kolaborasi yang lebih besar dan kuat di antara para pimpinan buruh yang membuat adanya perubahan bentuk dari sekadar pertukaran informasi menjadi kerjasama," ungkap Direktur Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jakarta, Peter van Rooiji.

Dia juga mengatakan, kedekatan para aktivis buruh di Asia kemungkinan besar semakin erat menyusul rencana integrasi ekonomi antara 10 negara ASEAN.

Ribuan pekerja di China, Indonesia dan Kamboja meluncurkan aksi protes menuntut kenaikan gaji serta kondisi kerja yang lebih baik dalam beberapa bulan terakhir pada perusahaan perlengkapan olahraga Nike Inc. Tak hanya itu, lebih dari 4.000 buruh di Sabrina Garment Manufacturing Co., Kamboja, produsen pakaian untuk Nike, juga turun ke jalan menuntut kenaikan gaji pada Mei.

Tuntutan kenaikan gaji tersebut guna memenuhi kebutuhan sewa rumah, transportasi dan biaya kesehatan. Industri manufaktur garmen berupah rendah di Asia kini diwarnai lebih banyak aksi protes mengingat serikat buruh memanfaatkan kelangkaan pekerja berkemampuan khusus agar menuntut bayaran yang lebih tinggi dan peningkatan keamanan. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini