Sukses

Pengganti Karen Diminta dari Pengusaha

Jika dirut ini ditunjuk dari pengusaha, maka diharapkan kinerja bisnis perushaaan menjadi lebih baik.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha berharap pengganti Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan yang akan melepaskan jabatannya pada 1 Oktober 2014 mendatang berasal dari kalangan pengusaha.

"Maunya ya pengusaha lah yang menjadi dirut (direktur utama) di Pertamina. (Kandidat) dari Kadin banyak stok," ujar Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia M Natsir Mansyur saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (20/8/2014).

Menurutnya, jika dirut ini ditunjuk dari pengusaha, maka diharapkan kinerja bisnis perushaaan menjadi lebih baik sehingga tidak terus menerus mengalami kerugian.

"Supaya semangat bisnisnya lebih terarah. Banyak pengusaha yang bisa bekerja secara profesional. Pengusaha kan bisa mengelola perusahaannya secara lebih baik, lebih efisien," lanjutnya.

Natsir mengungkapkan untuk mengisi posisi dirut nantinya harus membuka kesempatan pada setiap golongan baik dari kalangan profesional, pengusaha atau politisi. Namun dengan syarat pemilihannya berlangsung secara adil.

"Pemilihan dirut harus lebih profesional, harus kompetitif bagi dari profesional, pengusaha dan politisi, diberikan kesempatan. Asal fairness, karena pertamina ini kan korparasi strategis," kata Natsir.

Dia menyatakan, tidak perlu ada pengganti sementara berupa jabatan pelaksana tugas (Plt) yang rencananya dengan menunjuk salah satu direktur. Natsir menilai lebih baik langsung ditunjuk dirut tetap untuk menggantikan Karen.

"Tidak perlu pakai Plt sementara, langsung saja pilih dirutnya melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Tapi jauh-jauh hari Kementerian BUMN harus melakukan seleksi secara adil. Sama saja kok," ungkapnya.

Selain itu menurut Natsir, untuk menunjuk pengganti Karen tidak perlu menunggu pergantian pemerintah. Karena lebih cepat ada penggantinya akan lebih baik.

"Tidak perlu menunggu pemerintahan mendatang, toh sistemnya kan sudah jalan dan lembaga pengawasan juga sudah ada. Di Indonesia ini jangan apa-apa tunggu presiden, tidak baik juga seperti itu. Yang penting RUPS sudah tentukan. Pertamina kan sudah masuk perusahaan bergengsi, jadi tidak perlu lagi tunggu presiden, nanti jatuhnya ke politik lagi," tandas dia. (Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini