Sukses

Balas Sanksi AS, Rusia Tutup 4 Cabang McDonald's

Pemerintah Rusia menyatakan telah menginvestigasi dan menutup sejumlah restoran cepat saji McDonald's milik AS di negaranya.

Liputan6.com, Moskow - Pemerintah Rusia menyatakan telah menginvestigasi dan menutup sejumlah restoran cepat saji McDonald's cabang Amerika Serikat (AS) di negaranya. Para pengusaha menyebut tindakan pemerintah Rusia ini sebagai pembalasan atas sejumlah sanksi ekonomi yang dijatuhkan pemerintah AS dan Uni Eropa padanya.

Mengutip laman CNBC, Jumat (22/8/2014) para pengusaha kini bertanya-tanya, perusahaan makanan mana lagi yang akan diselidiki pemerintah. Para pengusaha juga khawatir langkah Rusia dapat mengganggu bisnisnya.

Badan Pengawasan Makanan Rusia mengaku penyelidikan ke sejumlah restoran McDonald's dilakukan guna mencari adanya kemungkinan pelanggaran kebersihan dalam proses penyajiannya.

Sebaliknya, aksi Rusia dianggap sebagai bentuk pembalasannya terhadap AS yang tampak mendukung Ukraina. Maklum, kini para pro-Rusia di timur Ukraina tengah berjuang melawan pemerintahan di sana.

"Ini (penyelidikan terhadap McDonald's) jelas didorong motif-motif politik. Tapi apakah ini hanya sekali terjadi atau awal dari gerakannya masih belum diketahui," ungkap Presiden sekaligus CEO Kamar Dagang AS di Rusia Alexis Rodzianko.

Outlet McDonald's pertama di Rusia dibuka saat Uni Soviet tengah meradang pada 1990. Kini McDonald's yang memiliki 438 cabang di Rusia tentu dapat dianggap sebagai simbol kapitalisme kaum Barat.

Pekan ini Badan Pengawasan Makanan Rusia telah menutup empat cabang McDonald's di sana. Salah satu cabang yang ditutup adalah outlet pertama McDonald's.

Padahal, outlet tersebut merupakan yang paling sibuk dan merupakan jaringan global perusahaan tersebut.

"Kami siap menghadapi apa yang terjadi. Dan kami selalu terbuka pada pemeriksaan apapun," terang juru bicara McDonald's.

Bulan lalu, Rusia memang mengeluarkan larangan bagi para pengusaha untuk mengimpor bahan baku pangan dari AS dan negara-negara Eropa lainnya.

Di tengah rasa frustasi, sebagian pengusaha Rusia mengirimkan surat pada pengusaha asal Inggris Richard Branson. Isinya tentang permintaan agar para politisi meghentikan konflik yang tengah beegejolak.

"Kami para pebisnis Rusia, Ukraina meminta perdamaian dari pemerintah dan seluruh negara di dunia agar tidak terjebak ke dalam perang dingin, kisah kelam di masa lalu," seperti tertulis dalam surat tersebut. (Sis/Ndw)

* Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini