Sukses

Malaysia Airlines Umumkan Pemecatan 6.000 Pegawai pada 28 Agustus

Dampak dua tragedi maut yang menimpa penerbangan MH370 dan MH17 milik Malaysia Airlines (MAS) ternyata berbuntut panjang.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Dampak dua tragedi maut yang menimpa penerbangan MH370 dan MH17 milik Malaysia Airlines (MAS) ternyata berbuntut panjang.

Sekitar 25 persen dari total 20 ribu karyawan Malaysia Airlines kini terancam kehilangan pekerjaannya setelah maskapai tersebut mengalami kerugian besar akibat dua kecekakaan yang dialami tahun ini.

Mengutip laman Reuters, Selasa (26/8/2014), sebuah sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, rencana restrukturisasi yang akan dilakukan pekan ini termasuk pemangkasan sejumlah rute penerbangan. Sekitar 5.000 - 6.000 karyawan dipastikan dapat kehilangan pekerjaannya.

Pemilik sebagian besar saham MAS, lembaga keuangan milik negara Khazanah Nasional Bhd diprediksi akan mengumumkan rencana restrukturisasi perusahaan pada 28 Agustus 2014.

Di waktu yang sama, MAS juga akan mengumumkan pendapatannya pada kuartal kedua dengan prediksi kerugian yang kian menumpuk.

Sejauh ini, Khazanah Nasional tercatat memiliki 69,37 persen saham MAS dan sejak awal bulan ini telah mencoba memprivatisasi perusahaan dalam kesepakatan senilai US$ 435 juta.

MAs memang tercatat terus berjuang menghadapi bisnis yang terus tenggelam sejak hilangnya MH370 yang tak terjelaskan hingga kini.

Masalah-masalah keuangan MAS kian diperparah dengan jatuhnya pesawat MH17 di zona konflik Ukraina pada Juli lalu dan menewaskan 298 penumpang di udara.

Kini maskapai tersebut juga telah menunjukkan kinerja yang terlemah sepanjang April hingga Juni karena maraknya pembatalan pemesanan tiket, jumlah penumpang yang kian berkurang dan kebutuhan dana operasional yang melambung.

Para analis mengatakan, para karyawan yang diberhentikan masih dapat memperoleh peluang untuk bekerja di perusahaan-perusahaan milik pemerintah lainnya. Meski memang diakui para analis jumlah tersebut merupakan penurunan total karyawan yang sangat drastis.

Sementara sekitar 13 ribu pekerja perusahaan penerbangan tersebut bersatu dalam serikat pekerja MAS. Dalam aksi pemberhentian tersebut, kabarnya MAS juga akan mengganti posisi CEO dengan yang baru.

Tak hanya itu sejumlah pegawai senior eksekutif juga harus kehilangan pekerjaannya. (Sis/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.