Sukses

Premium Langka, Pertamax Laris Manis di Solo

Pengelola telah memasang papan pengumuman terkait habisnya stok BBM bersubsidi di jalan masuk area SPBU.

Liputan6.com, Solo - Pembatasan BBM bersubsidi jenis premium juga mulai terhadap ketersediaan stok di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Solo, Jawa Tengah. Tak ayal, masyarakat pun rela mengantre untuk membeli pertamax sebagai pengganti premium bersubsidi.

Berdasarkan pengamatan Liputan6.com, di beberapa SPBU yang ada di Kota Solo seperti di SPBU Laweyan, SPBU Bhayangkara dan SPBU Veteran bahwa pihak pengelola telah memasang papan pengumuman terkait habisnya stok BBM bersubsidi di jalan masuk area SPBU.

Ddanya pengumuman itu membuat sejumlah pemilik kendaraan baik roda dua maupun roda empat terpaksa harus membeli pertamax untuk mengisi bahan bakar kendaraannya.

Antrean pembelian pertamax juga terlihat mengular seperti halnya terjadi di SPBU Laweyan Solo.

Salah satu pengendara motor yang ikut mengantre pertamax di SPBU Laweyan,  Agus Setyasmanto mengatakan dirinya berencana untuk membeli premium. Namun, ternyata stoknya habis sehingga terpaksa ikut antre membeli pertamax.

"Adanya pertamax, ya terpaksa beli pertamax. Membeli premium sangat sulit sekali," keluh dia ketika ditemui saat mengantre pertamax di SPBU Laweyan Solo, Selasa (26/8/2014).

Dia pun mempertanyakan semakin langkanya BBM bersubsidi ini, terkait dengan permainan bisnis atau pemeritahan yang kisruh. Kondisi seperti ini dikatakan sangat memberatkan rakyat kelas bawah.

 "Jelas memberatkan, biasanya premium satu liter Rp 6.500, kini harus beli pertamax dengan harga Rp 11.500 per liter. Karena mahal, saya cuma beli satu liter," sebut dia.

Keluhan serupa juga diungkapkan pengendara motor lain, Andi. Dia terpaksa membeli pertamax karena keburu dikejar waktu untuk masuk kantor. Alhasil mau tidak mau harus membeli pertamax dengan harga lebih mahal.

"Kalau beli premium harus menunggu. Itu pun kapan datangmya stok premium juga belum tahu. Ya sudah, saya beli pertamax Rp 20 ribu," ujar dia.

Sulitnya mendapatkan premium bersubsidi tak hanya dirasakan para pengendara motor, para penjual bensin eceran juga mengeluhkan hal yang sama.

Seperti yang dikatakan Andreas, penjual bensin eceran di sebah barat Solo Square Mall. Dia rela menunggu di SPBU Laweyan hingga pasokan premium subsidi datang. Meski demikian, ia mengaku tidak tahu sampai kapan menunggunya.

"Saya menunggu saja hingga premiumnya datang. Saya sudah jauh-jauh kesini pakai becak, masak mau pulang lagi mas," katanya.

Andreas menggantungkan mata pencahariannya dari berjualan bensin eceran. Lantas, dengan dibatasonya stok BBM bersubsidi di pasaran sangat menyulitkan untuk mencukupi kebutuhan ekonominya.

"Ini saya setiap hari biasanya membeli 20 liter. Ya saya jual Rp7000 per liter dengan keuntungan Rp500 per liternya," akunya.

Sementara itu, salah satu pemilik SPBU di Solo yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa habisnya stok BBM bersubsidi terjadi sejak malam hari tadi. Akan tetapi hari ini pasokan BBM bersubsidi akan dikirim. "Baru hari ini stok habis," ujar dia.(Reza Kuncoro/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.