Sukses

Nego Selalu Kalah, Bank RI Susah Buka Cabang di Negeri Orang

Negosisasi saat ini antara Indonesia dan bank asing sudah agak terlambat. Pasalnya, bank-bank asing telah menjamur di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Sulitnya perbankan Indonesia untuk melebarkan sayap ke negara lain bukan lagi rahasia umum. Namun bank-bank asing justru leluasa menggarap pasar di negara ini. Kondisi tersebut menjadi perhatian para bankir.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, perbankan lokal selama ini merasa kesulitan membuka cabang atau ekspansi ke negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.

"Kita nggak diberi izin. Padahal bank Singapura sudah punya 900 cabang di Indonesia. Malaysia buka 1.400 cabang di sini. Kita minta satu saja nggak dikasih," ucap dia di Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Lebih jauh Budi menuturkan, kesulitan tersebut disebabkan karena Indonesia selalu kalah bernegosiasi dengan regulator asing terkait asas resiprokal.

"Kita kan negara besar, pasarnya besar, penduduk paling besar, ekonomo paling besar. Tapi mereka lebih pintar. Seharusnya kita bisa berdiri sendiri," keluhnya.

Budi mengaku, perbankan berharap negosiasi antara regulator Indonesia dengan regulator negara lain dapat berjalan lebih baik. Di samping itu, perlu ketegasan dari regulator.

"Kita harapkan saat negosiasi harus lebih baik karena Singapura adalah pasar yang paling susah. Singapura ingin masuk ke China dan India, tapi setelah nego, Singapura bisa masuk dengan syarat 1:10," papar Budi.

Dia menilai, negosisasi saat ini antara Indonesia dan bank asing sudah agak terlambat. Pasalnya, bank-bank asing telah menjamur di negara ini dengan jumlah yang cukup banyak.

"Mungkin jumlah cabang bank Singapura di sini bisa 10 kali dari jumlah cabang di negaranya. Jadi memang agak terlambat, tapi kita bisa renegosiasi," imbuhnya. (Fik/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.