Sukses

Buruh Tolak Harga BBM Bersubsidi Naik

Menurut Ketua KSPI, Said Iqbal, harga BBM bersubsidi naik dapat menekan daya beli buruh.

Liputan6.com, Jakarta - Isu pemangkasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang berimbas pada kenaikan harga BBM membuat para buruh khawatir.

Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal menyatakan akan menolak hal tersebut. Hal itu karena  dengan ada kenaikan harga akan menurunkan daya beli buruh yang sebagian besar pemakai sepeda motor.

"Tekanan anggaran BBM karena besarnya subsidi, bagi buruh menurunkan daya beli," kata dia di Jakarta, Rabu (27/8/2014).

Dia menerangkan, rencana kenaikan harga buruh tak sejalan dengan upah minimum kabupaten/kota (UMK) yang terbilang kecil. Dia mencontohkan, untuk tahun lalu kenaikan UMK sebanyak Rp 200 ribu.

Sementara isu kenaikan harga BBM bersubsidi yang santer terdengar sebanyak 20 persen-40 persen. Hal itu membuat daya beli yang sebelumnya Rp 200 ribu bakal tergerus karena efek kenaikan BBM tersebut.

"Jadi kenaikan ongkos rumah dan transportasi Rp 150 ribu, kenaikan UMK Rp 200 ribu, daya belinya nggak jadi Rp 200 ribu hanya Rp 50 ribu," kata dia.

Oleh karena itu, menurut Said menaikkan harga BBM bukanlah cara terbaik. Dia mengatakan, masih ada sejumlah alternatif untuk mengatasi membengkaknya alokasi beban negara dari BBM.

Ia menuturkan, adanya dana sisa anggaran belanja negara yang diperkirakan mencapai Rp 30 triliun dapat digunakan. Lalu mengurangi BBM untuk sektor-sektor yang masih bisa menggunakan bahan bakar alternatif.

"Karena itu KSPI menilai menaikkan BBM bukan cara atau opsi yang harus dipilih," tutup dia. (Amd/Ahm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini