Sukses

Investor Asing Jual Saham, IHSG Tergelincir 47 Poin

Sebanyak 163 saham berada di zona merah memberikan tekanan ke bursa saham pada penutupan perdagangan saham Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan saham jelang akhir pekan ini. Sentimen global dan domestik berdampak ke bursa saham.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/8/2014), IHSG merosot 47,61 poin atau 0,92 persen menjadi 5.136,86. Indeks saham LQ45 turun 1,58 persen menjadi 869,19. Sebagian besar indeks saham acuan utama melemah kecuali indeks saham DBX dan indeks saham Pefindo 25.

Di awal perdagangan saham hari ini, IHSG dibuka melemah tipis 9 poin menjadi 5.175,26. Level tertinggi sempat berada di kisaran 5.192,82 dan level terendah di kisaran 5.136,86.

Ada sebanyak 163 saham berada di zona merah sehingga menambah tekanan ke indeks saham. Sementara itu, 137 saham menguat dan 85 saham diam di tempat.

Pelaku pasar cenderung wait and see berdampak ke transaksi perdagangan saham. Total frekuensi perdagangan saham hanya 171.908 kali dengan volume perdagangan saham 6,11 miliar saham. Nilai transaksi harian saham mencapai Rp 5,43 triliun.

Berdasarkan data RTI, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham pertambangan, sektor saham konstruksi dan sektor saham perdagangan. Sektor saham keuangan memimpin pelemahan dengan turun 1,66 persen. Lalu sektor saham consumer goods merosot 1,5 persen, dan sektor saham manufaktur tergelincir 1,34 persen.

Tekanan jual investor asing juga berdampak negatif ke bursa saham. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 800 miliar. Sedangkan aksi beli bersih investor lokal mencapai Rp 800 miliar.

Adapun saham-saham yang menjadi penggerak indeks dan mencatatkan top gainer pada hari ini antara lain saham PT Benakat Integra Tbk naik 6,45 persen menjadi Rp 132 per saham, saham PT AKR Corporindo Tbk menguat 2,94 persen menjadi Rp 5.250 per saham, dan saham PT Visi Media Asia Tbk mendaki 3,33 persen menjadi Rp 341 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham PT Bank Central Asia Tbk merosot 5,49 persen menjadi Rp 11.200 per saham, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk melemah 2,52 persen menjadi Rp 5.800 per saham, dan saham PT Telekomunikasi Indonesia tergelincir 2,02 persen menjadi Rp 2.665 per saham.

Pengamat pasar modal, Reza Priyambada menuturkan, indeks saham cenderung variatif seiring bursa saham global dan regional melemah. Aksi ambil untung yang terjadi di bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa memberikan tekanan ke bursa saham setelah indeks saham menguat tajam.

"Pelaku pasar melakukan profit taking di bursa saham global berimbas ke pasar modal Indonesia sehingga melemah," ujar Reza, saat dihubungi Liputan6.com.

Reza menambahkan, rupiah melemah terhadap dolar juga memberikan sentimen negatif ke bursa saham. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 35 poin menjadi Rp 11.717 per dolar AS dari periode 28 Agustus 2014 di kisaran Rp 11.682 per dolar AS.

"Investor dalam negeri juga masih wait and see terhadap kebijakan BBM bersubsidi. Meski tidak berdampak langsung akan tetapi kebijakan BBM menjadi salah satu sentimen. Hal ini membuat investor tidak terlalu banyak bertransaksi di bursa saham," kata Reza.

Sementara itu, bursa saham Asia cenderung variatif menjelang akhir pekan ini. Indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,2 persen. Lalu indeks saham Korea Selatan Kospi dan indeks saham Taipei merosot 0,4 persen. Sedangkan indeks saham Hong Kong Hang Seng dan indeks saham Sydney kompak mendatar. Indeks saham Shanghai naik 1 persen. (Ahm/)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya  di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini