Sukses

Jonan Mau Pindah ke PLN Asal Ada Kepastian

Jonan menginginkan adanya konsesi antara pemerintahan saat ini dengan pemerintahan yang akan datang.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignatius Jonan mengaku memiliki alasan sendiri mengapa dirinya belum mau menerima pinangan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjadi Direktur Utama PT PLN (Persero).

Jonan bercerita, sebenarnya secara formal dirinya lebih menyerahkan keputusan tersebut kepada pemerintah, mengingat dalam hal ini PLN adalah salah satu perusahaan strategis pemerintah.

"Saya tergantung pemerintah. Kalau saya di tugaskan ke sana ya saya jalan, tapi karena ini transisi harusnya ada konsesi di pemerintahan mendatang," kata Jonan di JCC, Jakarta, Jumat (29/8/2014).

Apa yang dimaksud Ignatius Jonan dengan konsesi adalah ia berharap jika ia bersedia pindah ke PLN di masa pemerintahan ini, maka di pemerintahan baru nanti, ia tidak akan dilepas. Sehingga, kebijakan yang ia ambil di PLN tidak akan sia-sia nantinya.

Lebih lanjut, untuk saat ini dirinya tidak mau ambil pusing dengan rencana Kementerian BUMN yang mengusulkan dirinya menjadi orang nomor satu di PLN.

"Saya tidak pernah galau, masak wajah saya galau, tanya Pak Dahlan saja," ujarnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Dahlan Iskan mengaku telah mendapatkan kepastian terkait rencananya untuk menggeser Jonan untuk menjadi Direktur Utama PT PLN (Persero).

Dahlan menyampaikan alasan Ignatius Jonan enggan menerima tawaran Dahlan karena dirinya masih khawatir dengan masa depannya di PLN jika menerimanya di sisi lain kondisi pemerintahan masih dalam masa peralihan.

"Pak Jonan memang tidak bersedia karena khawatir jangan-jangan ketika sudah diangkat, pemerintah baru punya calon sendiri, ini belum punya kejelasan," kata Dahlan di kantornya. (Yas/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini