Sukses

IHSG Kembali Cetak Rekor, Selanjutnya Apa?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan terus menguat di kisaran 5.315-5.425 dalam jangka pendek.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru pada 2014.  Sejumlah sentimen baik domestik dan internal mempengaruhi laju IHSG.

Pagi ini, IHSG  dibuka menembus rekor baru dengan naik 23,89 poin atau 0,46 persen menjadi 5.241,23. IHSG berada di level tertinggi 5.262,19 dan terendah 5.241,14 pada perdagangan saham Senin (8/9/2014). Penguatan indeks saham ini ditopang dari 190 saham berada di zona hijau. Sementara itu, 35 saham melemah dan 58 saham diam di tempat.

IHSG menguat ini juga didukung dari penguatan sejumlah sektor saham antara lain sektor saham perdagangan naik 1,35 persen, sektor saham infrastruktur menguat 1,09 persen, dan sektor saham keuangan mendaki 1,34 persen.

Pagi ini sejumlah saham berkapitalisasi besar cenderung naik. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 0,92 persen menjadi Rp 2.755 per saham, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mendaki 3,06 persen menjadi Rp 5.900 per saham, saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mendaki 0,89 persen menjadi Rp 1.695 per saham.

Seperti diketahui, IHSG pernah menyentuh level tertinggi pada penutupan perdagangan saham 20 Mei 2013 dengan ditutup di kisaran 5.214. Level ini pun akhirnya ditembus pada penutupan perdagangan saham 3 September 2014 dengan IHSG berada di kisaran 5.224,13.

Sejumlah analis menilai, IHSG terus mencetak rekor ini didorong dari sentimen global dan domestik. Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menilai, pelaku pasar merespons positif menjelang pengumuman suku bunga acuan (BI Rate) yang diperkirakan tetap pada 11 September 2014.

Hal itu membuat pergerakan sektor saham keuangan sempat memimpin penguatan di antara sektor saham pada pagi ini. Sektor saham keuangan naik 0,93 persen pada pagi ini. Selain itu, menurut Satrio, kabar bank akan ramai-ramai menurunkan suku bunga deposito juga direspons positif oleh pelaku pasar.

Sementara itu, Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menilai, penguatan indeks saham ini didukung dari stimulus bank sentral Eropa. Kondisi ini hampir sama ketika bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve mengucurkan stimulusnya sehingga ada harapan dana investor asing juga mengalir ke emerging market termasuk Indonesia.

"Setelah stimulus dari Amerika Serikat kini stimulus dari Eropoa sehingga positif untuk bursa saham. Kondisi investor asing sedang giat-giatnya untuk membeli saham akan tetapi hal itu juga perlu diwaspadai," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

Menurut David, dana investor asing itu juga bisa hot money sehingga kalau data ekonomi Indonesia tak sesuai harapan maka dana investor asing bisa keluar dari pasar keuangan Indonesia. Hal itu berdampak negatif untuk Indonesia. Berdasarkan data BEI, dana investor asing yang sudah masuk pasar modal mencapai Rp 56,7 triliun hingga 5 September 2014.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rekomendasi Posisi Saham

Rekomendasi Posisi Saham

Satrio menilai, pelaku pasar dapat melakukan speculative beli sejumlah saham. Selain itu, pelaku pasar dapat mengambil posisi hold dengan tren positif IHSG ini. Menurut Satrio, IHSG masih menunjukkan penguatan dengan kisaran 5.315-5.425 dalam jangka pendek.

Sementara itu, David merekomendasikan, pelaku pasar untuk memiliki saham berkapitalisasi besar yang dipilih investor asing. Hal itu mengingat saat ini investor asing cenderung memilih saham berkapitalisasi besar.

"Pelaku pasar dapat mengikuti arah investorasing. Kalau mereka mengurangi maka kita dapat mengurangi, kalau tidak maka kita bisa ketinggalan untuk merealisasikan keuntungan," tutur David.

3 dari 3 halaman

Prediksi IHSG 2014

Prediksi IHSG 2014

Dengan melihat IHSG terus mencetak rekor, Satrio masih memperkirakan, IHSG akan berada di kisaran 5.200-5.650 hingga akhir 2014.

David memproyeksikan, IHSG berada di kisaran 5.300 pada akhir 2014. Menurut David, saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih rapuh sehingga dapat mempengaruhi laju IHSG. Hal itu mengingat ada rencana untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dapat memicu inflasi sehingga berdampak negatif untuk jangka pendek.

Akan tetapi, bila subsidi energi dikurangi, dan dananya dialihkan untuk sektor infrastruktur dan lainnya maka dapat positif untuk IHSG dalam jangka panjang. (Ahm/)

 

 *Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.