Sukses

Pabrik Ponsel Samsung Mulai Operasi pada 2015

Samsung akan menanamkan investasi sekitar US$ 20 juta atau sekitar Rp 235,36 miliar pada tahap pertama di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat terjadi tarik ulur cukup lama, produsen elektronik terbesar di Korea Selatan, Samsung dalam waktu dekat mulai merealisasikan pembangunan pabrik ponselnya di Indonesia.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi mengatakan, saat ini Samsung tengah mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pabrik ponselnya di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

"Bulan ini mulai pasang peralatan, di pabriknya di Bekasi. Sudah pasang peralatan," ujar Budi di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (9/9/2014).

Menurut Budi, pabrik yang dibangun tersebut memanfaatkan lahan yang sudah dimiliki oleh Samsung untuk memproduksi barang elektronik lain seperti televisi, lemari es dan lain-lain. Dengan demikian, Samsung tidak perlu membeli lahan baru.

"Dia tanahnya nggak beli. Bangunan sudah ada, peralatan dasar assembly sudah ada, jadi cuma nambah. Jadi dia kan sudah punya pabrik buat setup box, dapat space. Dia di situ, kalau dia mau perluasan, masih ada di depannya," lanjutnya.

Budi menyatakan, pada tahap pertama, Samsung akan menginvestasikan dana sebesar US$ 20 juta atau sekitar Rp 235,36 miliar (asumsi kurs Rp 11.768 per dolar Amerika Serikat/AS). Namun masih terbuka kemungkinan nilai investasinya akan terus bertambah sesuai kondisi pasar di Indonesia.

"Tahap I itu US$ 20 juta. Nanti ada tahap II dan tahap III. Mungkin totalnya bisa mendekati US$ 80 juta. Tapi saya belum tahu. Yang saya tahu tahap I," kata Budi.

Pabrik tersebut rencana mulai beroperasi pada tahun depan dan memproduksi semua tipe ponsel keluaran Samsung.

"Bisa mulai operasi biasanya 4 bulan (dari sekarang). Itu untuk semua tipe. Dia itu satu bulan bisa 800 ribu unit," jelas Budi.

Dengan dibangunnya pabrik ponsel ini, maka diharapkan mampu menggantikan produk ponsel Samsung yang selama ini diimpor dari Vietnam. Sehingga dengan demikian mampu menurangi impor ponsel hingga mencapai US$ 1 miliar.

"Iya itu untuk substitusi impor. Target kita pertama memang untuk substitusi impor. (Untuk tahap awal) sepertiganya, kalau sudah full bisa US$ 1 miliar, itu topnya. Lumayan banget tuh," tandasnya. (Dny/Ahm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini