Sukses

Data Ekonomi China Bikin Harga Minyak Fluktuaktif

Harga minyak jenis WTI untuk pengiriman Oktober naik 65 sen menjadi US$ 92,92 per barel pada penutupan awal pekan ini.

Liputan6.com, New York - Harga minyak global ditutup variatif pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) seiring data China dan Amerika Serikat (AS) cenderung melemah sehingga mempengaruhi prediksi permintaan dengan ekonomi terbesar di dunia.

Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 65 sen menjadi US$ 92,92 per barel, naik sedikit dari pelemahan baru-baru ini. Demikian mengutip dari The Bull Asia, Selasa (16/9/2014).


Sementara itu, harga mintah mentah Brent untuk pengiriman kontrak Oktober melemah 46 sen menjadi US$ 96,65 per barel, level terendah sejak akhir Juni 2012.

Pasar minyak di bawah tekanan pada awal perdagangan setelah China melaporkan produksi industri tersendat pada Agustus dengan pertumbuhan turun tajam menjadi 6,9 persen. Laju pertumbuhan ini lebih lambat dalam lebih dari lima tahun.

Data ekonomi tersebut menambah kekhawatiran tentang melemahnya pertumbuhan ekonomi nomor dua di dunia bahkan ada langkah-langkah stimulus pemerintah China.

Analis Lipow Oil Associates, Andy Lipow menuturkan, pertumbuhan China kurang baik juga dibersamaan dengan penurunan tak terduga untuk produksi industri AS pada Agustus. Adapun kenaikan harga minyak WTI lebih didorong dari pemanfaatan historis kilang minyak pada tahun ini.

Para trader juga fokus terhadap penurunan perkiraan pertumbuhan ekonomi oleh OECD terhadap sebagian besar negara maju. Perkiraan itu menyoroti pemulihan ekonomi zona Euro berjalan lamban sehingga cukup mengkhawatirkan. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.