Sukses

Jurus Ampuh Menkeu Jaga Kuota BBM 46 Juta Kl

Harga jual BBM jenis solar di daerah lebih mahal dari harga premium.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyarankan agar fokus pengendalian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi harus mulai bergeser dari jenis premium ke solar.

Langkah itu dimaksudkan untuk menjaga volume BBM bersubsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 yang dipatok sebanyak 46 juta kiloliter (Kl).

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, harga jual solar di daerah lebih mahal dari harga premium, sehingga potensi penyelundupan atau penyelewangan solar lebih besar terjadi. 

"Harga jual solar kan lebih mahal daripada premium, jadi gapnya juga lebih besar solar dari premium. Mengendalikan volume pun lebih susah solar, jadi kalau orang mau menyelundupkan BBM subsidi solar lebih menarik," jelas dia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (16/9/2014).

Cara paling ampuh untuk mengendalikan konsumsi dan menjaga kuota, kata Bambang, dengan menaikkan harga BBM subsidi.

Pemerintah termasuk Kementerian Keuangan sudah sejak lama mengusulkan penyesuaian harga, namun kebijakan itu tergantung pemerintahan baru karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyatakan tak akan menaikkan harga BBM sampai lengser.

"Paling memungkinkan menyesuaikan harga BBM. Itupun kalau ada kebijakannya," pungkas Bambang.(Fik/Nrm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini