Sukses

Stimulus China Bikin Pasar Saham AS Bergerak Naik

Pasar saham AS menghijau di tengah kabar China menggelontorkan sejumlah stimulus.

Liputan6.com, New York - Pasar saham AS dan harga sejumlah komoditas bergerak naik usai adanya laporan jika Bank Sentral China menggelontorkan sejumlah stimulus sebagai upaya mendongkrak perekonomian di negaranya.

Indeks Standard & Poor 500 naik 0,8 persen pada pukul 04:00 waktu New York, kenaikan terbesar dalam sebulan. Sementara indeks saham Stoxx Europe 600 turun 0,3 persen, di mana ekuitas pasar berkembang naik setelah delapan kali turun.

Imbal hasil treasury berjangka 10 tahun sedikit berubah sebesar 2,59 persen. Sedangkan Bloomberg Dollar Index Spot turun 0,3 persen.

Pemerintah Cina melalui Perdana Menteri Li Keqiang mengumumkan akan menyediakan 500 miliar yuan likuiditas (US$ 81,4 miliar) bagi lima bank terbesar negara itu sebagai langkah stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negaranya. 

"Mereka ingin melanjutkan permainan. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana atau mengapa hal itu terjadi tetapi mendapatkan uang QE baru di sana dan itulah bagaimana pasar bereaksi," ujar Themis Joe Saluzzi, Kepala Perdagangan Ekuitas di Chatham, New Jersey berbasis Trading LLC, melansir laman Reuters.

Bank Rakyat China kemarin mulai menyediakan dana 100 miliar yuan di bank melalui fasilitas kredit dengan jangka waktu tiga bulan.

Di sisi lain, Bank sentral Jepang, Eropa dan Amerika Serikat telah mempertahankan suku bunga rendah dan memberikan likuiditas tambahan selama pasar lima tahun. Namun The Fed juga berada di trek untuk mengakhiri stimulus pembelian bulanannya.

Langkah Bank Sentral China ini setelah meningkatnya tanda-tanda bahwa terjadi pelambatan pertumbuhan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Ekuitas AS bergerak dari perdagangan sebelumnya. Saham energi misalmya, naik 1,2 persen antara lain saham Exxon Mobil Corp bertambah 1,2 persen memimpin kenaikan 29 dari 30 saham di Dow Jones Industrial Average. Utilitas di  S&P 500 naik 1,2 persen.

Ketua Janet Yellen akan mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan kebijakan instansinya pada Rabu waktu setempat. Dia mengatakan suku bunga akan tetap rendah untuk "waktu yang cukup" setelah itu pembelian obligasi bulanan selesai.
 
"Kami mendapatkan nada kuat ke pasar dengan ide bahwa bahasa Fed bisa relatif sama," kata Jason Rogan, Managing Director Perdagangan pemerintah AS di Guggenheim Securities. (Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini