Sukses

OPEC Bersuara Potong Produksi Bikin Harga Minyak Susut

Harga minyak dunia susut dipengaruhi beberapa hal.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) naik lebih dari US$ 2 dan Brent US$ 1 pada perdagangan Rabu (Selasa) dipicu prospek pemotongan produksi OPEC serta pelemahan nilai tukar dolar dan berita bahwa Libya telah menahan output setelah adanya roket yang menghantam daerah yang berdekatan dengan kilang miliknya.

Harga minyak Brent untuk pengiriman November naik US$ 1,17 menjadi US$ 99,05 per barel. Sementara kontrak Oktober berakhir pada posisi US$ 96,21 per barel.

Harga minyak Brent turun 11 persen pada kuartal ketiga, penurunan terbesar sejak kuartal kedua 2012 dan jatuh ke level terendah dalam 26-bulan pada Senin, dari posisi US$ 115 pada bulan Juni. Penyebabnya, kenaikan pasokan dan data sinyal pertumbuhan permintaan yang lamban.

Harga minyak mentah AS untuk Oktober menetap US$ 1,96 lebih tinggi menjadi US$ 94,88 per barel. Kontrak Oktober berakhir pada 22 September.

Dolar mulai meredup menjelang pertemuan Federal Reserve AS, mengirimkan euro ke posisi terdekat dalam dua minggu terhadap mata uang AS, dan meningkatkan harga Brent dan minyak mentah AS.

"Melemahnya dolar mendukung kedua tolok ukur," kata John Kilduff, seorang partner di Again Capital LLC melansir laman Reuters.

Pelemahan dolar mememang membuat harga minyak jauh lebih murah bagi pemegang mata uang lain yang membeli kontrak minyak mentah dengan nilai tukar dollar.

Harga minyak naik pada hari sebelumnya setelah Rusia mengatakan akan menggelar pasukan di Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada bulan Maret. 

Sementara adalah prioritas utama dengan NATO mengadakan latihan militer di dekat perbatasan Ukraina dengan Polandia.

Harga minyak juga mendapat dorongan awal setelah Sekretaris Jenderal OPEC Abdallah El-Badri mengatakan kepada wartawan ia berharap lembaganya menurunkan target produksi minyak menjadi 29,5 juta barel per hari (bph) dari 30 juta barel per hari pada pertemuan berikutnya pada akhir November.

Minyak mentah berjangka mendapat sentakan tambahan lebih tinggi ketika kilang milik pemerintah Libya National Oil Corp di mana ladang minyak 340.000 bph-El Sharara telah "sedikit" mengurangi produksi setelah roket menghantam daerah dekat kilang Zawiya.

Pertempuran antara kelompok-kelompok bersenjata yang bersaing menghasilkan roket mendarat dekat dengan kilang.

"Pembicaraan OPEC mengurangi produksi telah memberi kita dorongan dan berita Libya penting karena pasar mengharapkan pemulihan ekspor negara itu untuk melanjutkan," kata Phil Flynn, analis di Harga Futures Group di Chicago.

Penurunan tajam harga minyak telah mendorong spekulasi bahwa OPEC akan mengurangi produksinya untuk mendukung harga, dan komentar Badri menandai konfirmasi resmi pertama bahwa langkah tersebut mungkin terjadi. Ini akan menjadi yang pertama dipotong oleh kartel sejak tahun 2008. (Nrm)

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini