Sukses

88% Utang Luar Negeri Swasta Tak Lakukan Lindung Nilai

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengingatkan, kondisi ekonomi bergantung kondisi global membuat perusahaan harus hedging utang luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan sebanyak 88 persen utang luar negeri dari sektor swasta di Indonesia belum melakukan fasilitas hedging atau lindung nilai untuk mencegah kerugian akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengungkapkan total utang luar negeri sektor swasta perlu terus dipantau mengingat jumlahnya sudah lebih besar dari utang luar negeri pemerintah.

"Dari total utang luar negeri swasta itu 88 persen belum melakukan lindung nilai (hedging), sehingga kalau ada gejolak nilai tukar akan menjadi risiko bagi perusahaan-perusahaan," kata Agus saat rakor di Gedung BPK, Rabu (17/9/2014).

Agus menekankan fasilitas kebijakan yang diberikan pemerintah itu dapat digunakan secara maksimal oleh perusahaa. Hal itu untuk mengelola risiko mengingat kondisi ekonomi Indonesia sangat bergantung kondisi eksternal.

Mantan keuangan ini berharap, seluruh perusahaan BUMN dapat melakukan lindung nilai pada 2015 itu mengingat risiko global yang masih terjadi.

"Kami sambut baik bila hedging dilakukan konsekuensi, dan akuntabel sesuai SOP. Kalau terjadi biaya itu tidak dianggap kerugian negara, kita yakin tidak ada moral hazard di sini," jelas Agus.

Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juni 2014 tercatat mencapai US$ 284,9 miliar, meningkat US$ 8,6 miliar atau 3,1 persen dibandingkan dengan posisi akhir kuartal  I-2014 sebesar US$ 276,3 miliar.

Peningkatan posisi ULN tersebut terutama dipengaruhi meningkatnya kepemilikan nonresiden atas surat utang yang diterbitkan baik oleh sektor swasta (US$ 4,2 miliar) dan sektor publik (US$ 1,2 miliar) serta pinjaman luar negeri sektor swasta (US$ 1,6 miliar) yang melampaui turunnya pinjaman luar negeri sektor publik (US$ 0,8 miliar).

Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 32,33% pada kuartal I-2014 menjadi 33,86% pada Juni 2014.

Sementara itu, debt service ratio (DSR), yaitu rasio total pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri relatif terhadap total penerimaan transaksi berjalan meningkat dari 46,42 persen pada kuartal sebelumnya menjadi 48,28 persen pada Juni 2014‎. (Yas/Ahm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini