Ini yang Harus Disampaikan Jokowi Soal Minyak di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Cadangan minyak bumi di Indonesia semakin menipis sehingga tidak bisa seenak-enaknya menghamburkan bahan bakar minyak (BBM). Pemerintahan Presiden Terpilihn Joko Widodo (Jokowi) diharapkan dapat mensosialisasikan ke masyarakat jika komoditas minyak merupakan barang langka.

Pengamat Ekonomi sekaligus Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM), A Tony Prasetiantono menyatakan, harga minyak mentah saat ini terus terkerek naik. Di era 1970-an, harga minyak mentah berada pada level terendah yaitu US$ 1 per barel. Tapi kini sudah berkisar US$ 100-110 per barel.

"Indonesia saja cuma punya cadangan minyak 4 miliar barel atau jauh lebih kecil dari Nigeria yang memiliki cadangan minyak sebanyak 37 miliar barel. Sedangkan tertinggi di dunia di tempati Venezuela yang menyimpang minyak di perut bumi 300 miliar barel," kata dia di Investor Summit 2014, Jakarta, Rabu (17/9/2014).

Itu artinya, tambah Tony, posisi cadangan minyak Indonesia sangat berbanding jauh dengan Nigeria yang berada di peringkat 10 dunia. Apalagi dibandingkan Venezuela.

"Jadi cadangan minyak Indonesia tidak ada apa-apanya. Jokowi harus menyatakan minyak sebagai barang langka yang tidak boleh dihambur-hamburkan dengan pemberian subsidi. Nyari minyak susah lho," ucapnya.

Tony menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara pemberi subsidi BBM terbesar di dunia. Padahal cadangan minyak buminya hanya 4 miliar barel. Sedangkan juaranya, dia menyebut, ada Irak, Arab Saudi, Mesir, Ekuador, Turki dan Venezuela yang mengalokasikan anggaran subsidi BBM bagi rakyatnya.

"Sebenarnya yang ngasih subsidi BBM ke rakyatnya adalah negara produsen minyak. Dan biasanya negara yang memberi subsidi BBM punya struktur ekonomi nggak sehat," pungkas dia. (Fik/Ahm)

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!