Liputan6.com,Jakarta - Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah memberikan dampak positif maupun negatif bagi emiten. Pelemahan rupiah dianggap bencana bagi importir, namun berkah bagi eksportir.Â
Â
Kondisi itu bisa terlihat pada dua perusahaan, PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) dan PT PP London Sumatera Indonesia (LSIP) alias Lonsum.
Â
Strategy, Business Development & Innovation Director, Patrict Walser mengungkapkan, pihaknya sudah menaikkan harga semen pada tahun ini sebesar lima persen.Â
Â
"Kenaikan harganya sebesar lima persen year to date," ungkap dia kepada wartawan di acara Investor Summit 2014, Jakarta, Kamis (18/9/2014).Â
Â
Lebih jauh Walser mengaku, perusahaan terpaksa menaikkan harga jual semen untuk mendorong pertumbuhan pendapatan sampai akhir tahun ini. Perseroan harus mempertahankan margin yang berpotensi tergerus akibat pembengkakan biaya operasional.
Â
"Ada tekanan biaya dari kenaikan tarif listrik, ongkos distribusi serta pelemahan nilai tukar rupiah selama periode semester I sehingga menggerus laba bersih menjadi Rp 449 miliar dari periode yang sama sebelumnya sebesar Rp 467 miliar," ucapnya.Â
Â
Holcim Indonesia, Wasler bilang, tengah menggarap pembangunan pabrik Tuban I senilai US$ 500 juta, sedangkan investasi Tuban II sebesar US$ 315 juta.Â
Â
"Sumber pendanaan pakai pinjaman untuk membiayai Tuban II karena kami belum ada kenaikan ekuitas sehingga kami baru akan tandatangan perjanjian pinjaman November ini sekira Rp 2 triliun dari perbankan asing. Breakdown-nya US$ 3,2 juta dan 76 juta Euro," ucapnya. Â
Â
Berbeda, produsen kelapa sawit Londsum justru meraup untung dari pelemahan kurs rupiah. Hal ini diakui Presiden Direktur Lonsum, Benny Tjoeng.Â
Â
"Harga minyak kelapa sawit mentah kan dasarnya dolar AS, buat kita justru lebih bagus jadi menguntungkan kami. Kami pun nggak punya kewajiban utang," ucap dia.(Fik/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Baca Juga
Â
Advertisement
http://bisnis.liputan6.com/read/2107084/rupiah-keok-harga-produk-unilever-naik-5
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.