Sukses

Pria Ini Mimpi Pasok Sayuran ke Singapura Pakai Tabungan Pesawat

Ide membuat tabungan pembelian pesawat tercetus karena jeleknya distribusi dari Sumbar ke negara lain.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak puas merilis beberapa produk tabungan mulai dari tabungan petani sampai kepemilikan iPad, Pendiri Bank Petani di Sumatera Barat (Sumbar) Masril Koto semakin berambisi untuk meluncurkan tabungan pesawat.

"Saya punya mimpi besar mau beli pesawat dengan kumpulan simpanan ini. Saya sudah diskusikan dengan teman-teman walaupun masih ada yang bingung, dan ada yang merespons positif," ungkap dia usai Seminar Nasional Ikatan Perstatistikan Indonesia di Jakarta, Jumat (19/9/2014).

Masril mengaku, ide membuat tabungan pembelian pesawat tercetus karena jeleknya distribusi dari Sumbar ke negara lain. Itu sebabnya, dia ingin berbagai komoditas daerahnya bisa menembus pasar luar negeri, terutama Singapura dengan cepat.

"Pesawat ini nantinya buat kirim sayur mayur ke Singapura. Sebab kalau pakai pesawat jarak tempuh Sumbar-Singapura cuma 45 menit, jadi sayur masuk ke sana masih segar. Jika pakai jalur laut, kelamaan di kapal, sayur sampai sana sudah layu akhirnya cuma jadi makanan babi. Ini saya lihat sendiri di Singapura," terang dia.

Lanjutnya, dari 580 lembaga bank petani di Sumbar saat ini, sudah terkumpul simpanan masyarakat sebanyak Rp 250 miliar. Sementara pembelian pesawat kecil pengangkut barang dengan kapasitas 15 ton, hanya membutuhkan anggaran sekira Rp 20 miliar.

"Kalau kita bisa kumpulkan Rp 250 miliar, artinya mampu juga memiliki simpanan dari masyarakat Rp 20 miliar, asal kita percaya diri. Di luar negeri, pesawat kecil cuma dipakai buat nyiram tanaman, sedangkan di Indonesia buat angkut barang," terang dia.

Masril berharap, mimpi ini bisa terwujud 20 tahun mendatang karena butuh persiapan dan perencanaan yang matang. "Targetnya 20 tahun lagi baru bisa terealisasi karena bandaranya sudah ada. Biar nanti anak cucu kita yang nerusin mimpi ini supaya kader petani nggak hilang," tukas dia. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.