Sukses

Soal Ekspor Furnitur ke AS, Indonesia Kalah Jauh Dibanding China

Nilai ekspor furnitur China ke Amerika mencapai US$ 24 miliar atau mencapai 50 persen dari total impor furnitur AS.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian perdagangan optimistis mengejar ketertinggalan ekspor produk furnitur di pasar Amerika Serikat (AS). Saat ini Indonesia hanya berada di urutan 8 sebagai negara yang mengekspor furnitur terbesar ke Amerika.

Direktur Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Chicago, AS, Wijayanto menjelaskan, negara yang paling banyak melakukan ekspor furnitur ke Amerika adalah China.

Nilai ekspor furnitur China ke Amerika mencapai US$ 24 miliar atau mencapai 50 persen dari total impor furnitur AS.

"Sedangkan Indonesia tertinggal di deretan 8 dengan nilai US$ 713 juta atau hanya 2 persen dari total nilai impor furnitur AS," jelasnya seperti tertulis dalam keterangan pers, Minggu (21/9/2014).

Indonesia berpotensi untuk terus meningkatkan pangsa pasar produk furnitur ke AS ayau terus meningkatkan ekspor furnitur ke AS. Kuncinya adalah rajin membaca tren furnitur AS dan juga gencar berpormosi," tambahnya.

Dalam lima tahun terakhir,  nilai impor produk furnitur di AS terus berkembang rata-rata 7,2 persen per tahun hingga mencapai US$ 21,5 miliar. Nilai tersebut diperkirakan terus meningkat sekitar 7,1 persen hingga 2019.

Wijayanto menekankan pentingnya produsen furnitur Tanah Air untuk memahami selera pasar AS agar pangsa pasar furnitur Indonesia di AS dapat terus meningkat.

Ia menambahkan, dapat dipastikan bahwa produk dari Indonesia akan disukai oleh konsumen di AS. Alasanya, Indonesia sudah memiliki Sistem Verifikasi Legalisasi Kayu (SVLK) yang merupakan sertifikat ramah lingkungan yang dipersepsikan dunia sebagai keunggulan utama produk-produk Indonesia.

Untuk diketahui, ITPC merupakan lembaga non profit perwakilan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang beroperasi di bawah naungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia bertujuan untuk membantu menjembatani hubungan dagang antara Indonesia dengan beberapa negara lain. (Nrm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini