Sukses

The Fed Buka-bukaan, Bank Sentral Negara G20 Tetap Waspada

Para menteri keuangan negara-negara G20 bersiap menyambut transparansi Bank Sentral AS (The Fed) terkait kebijakan stimulusnya.

Liputan6.com, Cairns - Para menteri keuangan negara-negara G20 berjanji untuk mengkomunikasikan berbagai aksi kebijakan moneternya dalam tenggat waktu yang jelas. Kesepakatan itu menyusul persiapan negara-negara berkembang menyambut transparansi Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) terkait kebijakan stimulusnya.

"Kami akan mengumumkan dengan jelas langkah kebijakan ekonomi kami dan bersiap menerima dampak perekonomian global seiring dengan penentuan kebijakan yang transparan, ungkap para menteri keuangan negara-negara G20 seperti dikutip dari laman The Daily Star, Senin (22/9/2014).

Para menteri mengatakan akan bersiap menerima risiko dan reaksi berlebihan di pasar-pasar keuangan, khususnya di tengah lingkungan suku bunga rendah dan volatilitas harga aset yang juga rendah.

Meningkatnya perekonomian AS membuat The Fed mengambil kebijakan untuk menghentikan aliran dana stimulusnya sebesar US$ 85 miliar per bulan. Baru-baru ini The Fed jg bermaksud menaikkan suku bunganya saat data tenaga kerja dan perekonomiannya benar-benar membaik.

Tapi ban sentral Eropa dan Jepang justru semakin tergesa dalam mengambil kebijakan di tengah upaya mempertahankan pertumbuhan ekonominya.

Pengetatan kebijakan moneter AS memang telah menebar kecemasan di antara negara berkembang terkait penarikan modal asing ke luar negeri.

Meksi begitu, anggota Bank Sentral Eropa dan perwakilan negara berkembang menyambut baik transparansi The Fed melalui pernyataan Janet Yellen pekan lalu.

"Kami menghargai dan mengakui pentingnya transparansi The Fed, Janet Yellen, mengenai penarikan kebijakan stimulusnya. Semua itu dikomunikasikan dengan jelas dan komprehensif pada G20," ungkap anggota direksi Bank Sentral Eropa Benoit Coeure.

Negara-negara berkembang juga dikatakan sangat menghargai keterbukaan The Fed. Meski memang, sejumlah bank sentral tetap waspada menghadapi risiko stabilitas ekonomi dari lingkungan suku bunga rendah.

"Ini waktu yang penting bagi negara G20 untuk berkomitmen memperkuat kerangka kerja makroekonomi, struktur dan kebijakan keuangan untuk merespon berbagai risiko tersebut," tandasnya. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.