Sukses

Harga Emas Jadi Berkilau Usai AS Serang ISIS

Harga emas sangat dipengaruhi konflik di Timur Tengah.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia naik pada Rabu (24/9/2014) pagi ini dipicu langkah serangan udara pertama Amerika Serikat (AS) terhadap Negara Islam dan militan lainnya di dalam wilayah Suriah.

Harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi US$ 1.222,31 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam satu pekan di posisi US$ 1.234,80 per ounce, melansir laman Reuters. Di hari sebelumnya, harga emas jatuh ke titik terendah sejak 2 Januari di US$ 1.208,36 per ounce.

Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik US$ 4,10 menjadi US$ 1.222 per ounce.

Namun menurut analis, kegagalan logam mulia ini untuk bergerak lebih dan kelemahan teknis akan membuat harga emas rentan terhadap kerugian.

"Gold sedang anemia. Pasar tidak mampu untuk memperluas rally semalam setelah pemboman AS pada situs ISIS di Suriah. Saya pikir pasar sedang menuju kerugian lebih dan bisa jatuh ke posisi US$ 1.150," kata Bill O'Neill, Mitra di komoditas LOGIC Advisors perusahaan investasi di New Jersey.

Harga emas bertambah sebanyak 1,6 persen dalam perdagangan usai adanya berita jika Amerika Serikat dan sekutu Arabnya mengebom Suriah, menewaskan puluhan pejuang Negara Islam dan anggota kelompok Al Qaeda. Ini membuka front baru terhadap gerilyawan yang bergabung dan terjadinya perang saudara di Suriah.

Logam mulia sempat mendapat dukungan setelah data zona euro menunjukkan aktivitas bisnisnya berkembang pada kecepatan yang sedikit melemah dari yang diharapkan pada bulan September.

Sementara itu, data ekonomi bervariasi di China juga memicu reli harga emas. Sektor manufaktur China secara tak terduga mengambil beberapa momentum di September bahkan ketika data pekerjaan kerja pabrik merosot ke posisi terendah dalam 5,5 tahun.

Sentimen investor masih rapuh setelah keuntungan harga emas yang didapat sepanjang tahun dimangsa dalam beberapa sesi terakhir pada prospek suku bunga AS yang lebih tinggi. (Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini