Sukses

Tragedi Perampokan Museum Terbesar Sepanjang Sejarah

Dinding-dinding Museo Nacional de Antropologia Meksiko menjadi saksi bisu perampokan barang bersejarah terbesar sepanjang masa

Liputan6.com, Meksiko - Demi mendapatkan untung dalam waktu singkat, berbagai lokasi hingga tempat bersejarah sekalipun dapat menjadi sasaran para perampok. Dinding-dinding Museo Nacional de Antropologia atau Museum Nasional Antropologi Meksiko menjadi saksi bisu perampokan barang bersejarah terbesar sepanjang masa.

Desember 1985, lebih dari 100 barang bersejarah di museum nasional Meksiko itu raib dijarah perampok. Saat itu para perampok dapat dengan mudah meraup berbagai barang berharga karena alarm museum memang telah lama rusak.

Barang jarahan para perampok itu memang berbentuk kecil dan ringan sehingga mudah dibawa di dalam tas. Seluruh hasil rampokan itu memiliki nilai sejarah yang tinggi yang dapat membuat harga jualnya meroket.

Sayangnya, setelah hampir 20 tahun berlalu, pihak kepolisian tak mampu menguak kasus tersebut dan menyeret pelakunya ke meja hijau. Bagaimana kisah perampokan museum terbesar dunia itu bisa terjadi?

Berikut kisahnya seperti dikutip dari The Richest, visitmexico.com, Forbes, dan beberapa sumber lain, Rabu (24/9/2014):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penampungan Barang Bersejarah

Sekilas tentang National Museum of Anthropology Meksiko

Meksiko City adalah kota metropolis yang penuh intensitas dan inovasi. Kota itu juga merupakan lokasi tempat berdirinya salah satu museum yang paling penting di Meksiko yaitu Museo Nacional de Antropologia atau Museum Nasional Antropologi

Museum tersebut merupakan salah satu tempat penampungan koleksi barang bersejarah terbesar di dunia artefak antropologi dan arkeologi dari peradaban suku Maya hingga era penaklukan Spanyol. Terletak di Chapultepec Park, museum itu merupakan salah satu bangunan paling mengesankan di dunia.

Setiap ruangan di dalam museum menampilkan berbagai artefak dari daerah geografis atau budaya tertentu.

Siapa sangka, museum yang sejatinya menjadi tempat penyimpanan barang bersejarah itu akhirnya malah ikut mencetak sejarah. Perampokan barang bersejarah terbesar di dunia terjadi di sana.

3 dari 4 halaman

Alarm Rusak, Perampok Masuk

Alarm rusak dan penjaga libur, perampok bebas masuk

Pada Desember 1985, sebanyak 140 barang berharga di Museum Nasional Antropologi Meksiko raib dijarah perampok. Kasus perampokan itu terjadi malam natal saat delapan penjaga museum sedang tidak bertugas karena libur.

Keberuntungan para perampok untuk menjarah barang-barang berharga museum tak terhenti sampai di situ. Alarm museum yang sudah tidak berfungsi selama tiga tahun juga membantu para perampok melancarkan niat jahatnya tanpa masalah sedikitpun.

Para perampok diprediksi memanjat gerbang museum setinggi tujuh kaki dan merangkak ke dalam gedung melalui saluran udara. Harta curiannya juga diselundupkan ke luar dengan cara yang sama.
Beberapa di antara barang curian tersebut bahkan bertaburan emas.

Terlebih lagi, barang-barang curian tergolong berukuran kecil dan ringan sehingga dapat dimasukkan ke beberapa tas atau dus kecil. Itu semua tentu saja membuat para perampok tak menimbulkan kecurigaan saat berjalan meninggalkan museum tempatnya beraksi.

Kasus itu baru ketahuan saat para penjaga museum datang keesokan paginya. Tak jelas berapa orang yang terlibat dalam perampokan dan bagaimana mereka melakukannya dengan sangat mulus.

4 dari 4 halaman

Curian Dijual ke Luar Negeri

Hasil curian kemungkinan dijual ke luar negeri


Beberapa koleksi museum terdiri dari barang-barang suku Maya asli yang bernilai jual sangat tinggi. Sebuah vas berbentuk monyet bernilai US$ 20 juta bahkan tak luput dari aksi perampokan di malam hari itu.

Secara keseluruhan para pakar antropologi dari AS dan Meksiko memprediksi berapa kerugian yang harus ditanggung museum karena artefak yang hilang sangat unik. Tak ada barang-barang serupa harta curian itu pernah diperdagangkan di pasar internasional.

Sayangnya, barang bukti yang minim dan kelihaian merampok tanpa meninggalkan jejak membuat para perampok beserta barang jarahannya tak pernah terlihat atau terdengar lagi hingga saat ini. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini