Sukses

Tutup Kantor Dagang di RI, Australia Diprotes Pengusahanya

Liputan6.com, Perth - Keputusan Pemerintah Australia Barat menutup kantor perdagangan di Jakarta, menuai protes dari kalangan pengusahanya.

Presiden Indonesia Institute yang berbasis di Perth, Ross Taylor, mengatakan kepada ABC, Sabtu (27/9/2014) mengatakan seharusnya ada konsultasi lebih sebelum pemerintah memutuskan untuk meniadakan institusi jembatan perdagangan tersebut di Jakarta.

"Kami menganggapnya kejutan karena lembaga kami, atau seperti yang saya pahami, Australia Business Council Indonesia tahu apa-apa tentang keputusan ini," kata dia.

Dia mengaku kebijakan ini sedikit mengecewakan pengusaha Australia. "Karena itu saya pikir lebih baik memiliki beberapa proses konsultasi terlebih dulun dengan organisasi, hanya untuk memastikan bahwa kita tidak kehilangan beberapa peluang yang sangat besar dalam mengembangkan bisnis dan perdagangan," tegas dia.

Taylor mengingatkan Indonesia adalah pelanggan terbesar Australia Barat untuk ekspor gandum. Peluang juga muncul di bidang pendidikan, kesehatan dan keuangan.

"Hubungan Australia Barat dengan Indonesia berada pada tahap yang sangat kritis dan benar-benar duduk di tebing jika Anda suka peluang benar-benar besar, tidak hanya dalam pertanian tetapi berbagai macam usaha termasuk infrastruktur, keuangan, kesehatan dan pendidikan," tegas dia.

Dalam pernyataannya, Pemerintah Australia Barat memastikan meskipun kantor ditutup masih akan representasi kerjasama perdagangan di ibukota Indonesia.

Namun Juru bicara Partai Buruh untuk perdagangan Kate Doust mengatakan bisnis yang terbaik harus tetap dilakukan secara tatap muka.

"Terutama di negara seperti Indonesia, orang-orang seperti untuk benar-benar mengenal siapa mereka sedang berhadapan dengan dan membangun hubungan itu," katanya.

"Ini tentu bagus bagi orang-orang kita untuk dapat melihat seperti apa produk atau peluang yang tersedia, itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan secara online atau melalui telepon, ini adalah tentang membangun hubungan untuk melakukan bisnis," tandas dia. (Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini