Sukses

Rupiah Melemah, Produsen Makanan Tetap Jaga Harga Jual

Sekjen Gapmmi Franky Sibarani mengatakan, pihaknya belum berniat menaikkan harga jual meski biaya produksi naik akibat rupiah melemah.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menyentuh angka Rp 12 ribu semakin menambah beban biaya produksi industri dalam negeri terutama industri yang masih mengandalkan bahan baku impor seperti industri makanan dan minuman (mamin).

Meski rupiah melemah memberikan efek negatif terhadap industri mamin, namun Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani meyakini  tidak akan ada kenaikan harga jual produk mamin hingga akhir tahun.

"Meski ada bahan baku yang menggunakan dollar dan beban produksi berpotensi naik, tapi terlalu riskan untuk menaikkan harga di kuartal IV," ujarnya di Jakarta seperti ditulis Minggu, (28/9/2014).

Dia menjelaskan, saat ini para pelaku industri mamin masih memantau seberapa besar dampak pelemahan rupiah terhadap biaya produksi. Selain karena nilai tukar rupiah masih belum bisa diprediksi hingga akhir tahun, industri mamin juga masih menunggu kepastian dari kenaikan harga bahan bakar dan tingkat inflasi dari kebijakan tersebut.

"Faktor tersebut membuat kami ragu dan  pada kuartal keempat biasanya kan permintaan naik. Tidak tepat untuk naikkan harga," lanjutnya.

Menurut Franky, kerugian industri mamin akibat pelemahan rupiah ini masih bisa diantisipasi karena sudah stok bahan baku di beberapa bulan sebelumnya. Industri mamin juga menunggu keputusan UMR pada November 2014 sebagai salah satu pertimbangan besaran kenaikan harga jual produk mamin yang diperkirakan baru  terjadi pada awal tahun depan.

"Sekarang bukan berarti kurs lemah lalu menaikkan harga, kami akan review per kuartal atau semester " kata dia.

Franky berharap, pemerintahan mendatang bisa mengeluarkan kebijakan-kebijakan meringankan pelaku industri dan memberi harapan kepada investor untuk tetap berinvestasi sehingga uang dari luar bisa masuk lagi ke dalam negeri dan membuat kondisi rupiah tetap stabil. "Yang perlu diperhatikan justru isu kenaikan harga BBM bersubsidi di pemerintahan yang baru," tandasnya.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sentuh level 12.007 pada Jumat 26 September 2014 dari periode 25 September 2014 di kisaran 11.947. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini